Tribratanews.polri.go.id - Bali. Pantai Melasti merupakan salah satu lokasi rangkaian acara pertemuan internasional World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Pembukaan WWF Ke-10 berlokasi di Pantai Melasti dengan bertajuk Balinese Water Purification Ceremony.
Upacara pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10, di Pantai Melasti nantinya akan dilakukan dengan ritual adat khas Bali.
Dilansir dari laman RRI, berada di Desa Ungasan, pengembangan Pantai Melasti sedang didorong dari segi fasilitas dan infrastruktur. Pemberian nama Melasti sejalan dengan tujuan utamanya, untuk kegiatan upacara Melasti atau penyucian diri.
Dilihat dari karakteristiknya, kondisi geografis Pantai Melasti hampir serupa dengan Pantai Pandawa yang bertebing kapur. Wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan bukit kapur sebelum sampai di bibir pantai.
Baca Juga: Pasca Kecelakaan Subang, Ditlantas Polda Perketat Pengawasan Bus Pariwisata di Wilayah Banten
Pantai Melasti dilingkupi oleh bebatuan karang yang menjulang, serta gulungan ombak dengan gelombang yang tinggi. Panoramanya memiliki keunikan tersendiri, karena ada hamparan pasir putih yang masih alami.
Terdapat pula anjungan yang menjorok ke laut. Ada pula urugan batuan kapur sebagai pencegahan abrasi pasang surut air laut.
Di sini terdapat sebuah tempat bernama Pura Segara yang merupakan tempat suci bagi para masyarakat Desa Ungasan. Pura Segara dulunya dipakai sebagai tempat persembahyangan bagi umat Hindu di Desa Ungasan.
Pembukaan WWF Ke-10 nantinya berlangsung di tanggal 18 Mei. Kebetulan tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal pelaksanaan Rahina Tumpek Uye.
Tumpek Uye sendiri merupakan upacara yang dirayakan setiap enam bulan sekali (hitungan 210 hari). Penanggalan acara ini sesuai kalender Bali yang jatuh setiap hari Sabtu Kliwon Wuku Uye.
Makna upacara Tumpek Uye adalah perwujudan rasa syukur kepada binatang, karena dapat membantu dalam kehidupan manusia. Selain itu, dilaksanakan pula Upacara Segara Kerthi sebagai salah satu tradisi masyarakat Bali dalam menyucikan dan memuliakan laut.
Diketahui, dalam pustaka-pustaka lontar masyarakat Bali terdahulu, dikatakan bahwa laut atau segara sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan visi misi WWF, menyikapi persoalan air dan sanitasi dunia yang berhubungan dengan alam.
(fa/hn/nm)