Tribratanews.polri.go.id - Surabaya. Anggota DPRD Jatim, Muhammad Fawait mengapresiasi ide cemerlang Polri untuk merehab makam para wali dan ulama di nusantara dalam rangka menjelang Hari Bhayangkara Ke-77. Di samping hal tersebut, Polri juga akan melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM-UMKM yang ada disekitar makam tersebut.
"Kami sangat takjub dan mengapresiasi ide cemerlang yang lahir dari Polri atas rencana merenovasi pesarean atau makam para tokoh agama, para ulama, Wali Songo, para kiai dan para habib. Polri juga akan melakukan pembinaan kepada UMKM-UMKM disekitar pesarean, ide ini sangat brilian," jelas Anggota DPRD Jatim tersebut, Senin (19/6/23).
Ia juga mengungkapkan bahwa apresiasi tersebut patut diberikan kepada Polri dengan alasan salah satunya yakni mencerminkan sikap Pancasilais.
"Polri betul-betul ingin mengingatkan sejarah kepada kita, kepada generasi penerus bangsa bahwa sejarah nusantara ini tidak lepas dari para tokoh agama, tokoh ulama, para kiai dan para wali termasuk Wali Songo," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bagaimana dulu kemerdekaan bangsa Indonesia juga jerih payah dan peran konkret para ulama dengan fatwa dan arahan kepada masyarakat untuk merebut kemerdekaan.
Baca Juga: Komisi I Apresiasi Kinerja Satgas TPPO Polri
"Ajaran Hubbul Wathon Minal Iman, cinta tanah air atau nasionalisme bagian dari iman dan para ulama ini merupakan simbol dari beberapa ajaran pancasila, maka saya katakan kebijakan ini sangat pancasilais," jelas Presiden Laskar Sholawat tersebut.
Selain merehab makam, Polri juga akan membina para pelaku UMKM-UMKM yang ada disekitar wisata religi tersebut. Gus Fawait menilai langkah ini out of the box Polri.
"Saya sebagai DPRD justru malu, keduluan Polri. Bagaimana, Polri betul-betul ingin membina dan menggerakkan ekonomi kerakyatan yang disinergikan dengan wisata religi. Menurut saya ini out of the box, sangat brilian. Karena tidak semua orang berpikir ke sana. Bahkan, Pemerintah daerah belum berpikir sejauh ini, tetapi sudah didahului oleh Polri," tambahnya.
Dengan mengembangkan UMKM tersebut, secara tidak langsung juga memaksimalkan eksternalitas positif berupa dampak ekonomi. Hal ini sebagai gerakan religius diiringi dengan gerakan meningkatkan ekonomi dari warga sekitar.
Harapan kami ini bisa ditiru oleh pemerintah daerah sehingga bisa memaksimalkan obyek-obyek wisata religi untuk membuat masyarakat lebih religius, lebih pancasilais dan juga bisa menyinergikan dengan kebijakan yang juga berdampak pada sektor ekonomi, khususnya ekonomi informal, UMKM.
"Ujungnya pasti akan mengentas kemiskinan," tutupnya.
(my/hn/um)