Tribratanews.polri.go.id - Jayapura. Bertempat di Stasiun LPP TVRI Papua telah dilaksanakan Dialog Interaktif Papua 60 Menit dengan tema “Tangkal Hate Speech Jelang Pemilu 2024”, Rabu (31/01/2024).
Acara ini bertujuan untuk menangkal ujaran kebencian yang ada di media sosial saat menjelang Pemilihan Umum 2024
Dialog Interaktif tersebut menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Kasubdit V Tipidsiber Ditkrimsus Polda Papua, AKBP Wisnu Perdana Putra, S.H, S.I.K., Kabid PKP Dinas Kominfo Prov Papua, Anshar Irianto dan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Papua/ Penggiat Media Sosial Eveerth Z. Joumilen.
Pada sesi pembuka, AKBP Wisnu Perdana Putra, S.H, S.I.K., menyampaikan Langkah langkah yang dilakukan oleh Polda Papua sudah jauh mulai dari tahapan pemilu dan sudah siap dalam menyongsong pemilu damai.
Baca Juga: Tanpa Cristiano Ronaldo Al Nassr Pesta Gol 6-0 Lawan Tim Lionel Messi Inter Miami
“Di Polda Papua sendiri kami sudah mencanangkan operasi Kepolisian, dengan sandi Operasi Mantap Brata Cartenz 2024, dan sudah dimulai dari tahapan awal pemilu yang terlibat dalam rangka operasi kami itu bukan hanya siber saja dan semua ikut andil dalam menghadapi pemilu,” jelas Kasubdit V Tipidsiber Ditkrimsus Polda Papua.
AKBP Wisnu Perdana Putra, S.H, S.I.K., menambahkan banyak orang menganggap bahwa hate speech ini merupakan hal yang lumrah dalam mengemukakan pendapat, yang dapat ia tekankan disini adalah hate speech is not freedom of speech, ujaran kebencian itu bukan kebebasan berpendapat.
“Kami dari awal tahapan pemilu kami mencoba mengubah pola pikir masyarakat mind set dimana kita memiliki 1 fungsi Kepolisian Humas dan juga Binmas yang mana melakukan sosialisasi dalam rangka pencegahan dan juga pemberian masukan kepada masyarakat serta penyuluhan terkait dengan penggunaan media sosial yang baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Anshar Irianto mengatakan pihaknya sendiri sudah melakukan deklarasi yang dimana bersifat netral tidak ada tindakan khusus terkait penyebaran hate speech ini sendiri.
“Kami melakukan beberapa kegiatan literasi literasi digital kepada anak anak muda dan juga komunitas, dengan harapan seminimal mungkin bisa membantu memperkecil ujaran ujaran kebencian dan bagaimana menggunakan kata kata yang baik di media sosial,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Eveerth Z. Joumile mengatakan pihaknya hanya fokus pada media dimana media media yang tergabung di dalam komunitasnya.
“Jadi bagaimana caranya apabila ada berita yang tidak benar kami langsung melakukan pemberitaan yang sebenarnya atau mengcounter berita yang beredar tersebut menjadi berita yang sebenarnya,” pungkas Eveerth Z. Joumile.
(mz/pr/nm)