Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Staf Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Muhammad Suaib Tahir mengungkapkan, BNPT mendorong pihak TNI/Polri melakukan pemantauan mantan narapidana terpidana terorisme (Napiter). Khususnya memantau Napiter di daerahnya masing-masing.
“Saya pikir hal-hal yang terkait dengan koordinasi antara satu pihak dan pihak lain perlu ditingkatkan. Ini karena pergerakan mantan-mantan Napiter ini cukup intens,” ungkap Staf Ahli BNPT Muhammad Suaib Tahir, dilansir dari rri.co.id, Jumat (27/1/23).
Staf Ahli BNPT mengungkapkan, hal itu menjadi konsen bagi BNPT untuk meningkatkan koordinasi dengan sejumlah pihak seperti Polres dan Dandim. Tujuannya agar mereka memantau para mantan Napiter ini dimanapun mereka berada.
Baca juga: BNPT Kunjungi Pusat Deradikalisasi di Arab Saudi
“Karena setiap orang yang terlibat tindak pidana terorisme itu bermacam-macam yang keluar dari penjara memang dia sudah sadar. Ada juga yang pemikiran radikalnya masih kuat sehingga ketika mempunyai kesempatan, mereka akan melakukan tindak terorisme,” ungkapnya.
Staf Ahli BNPT menekankan pentingnya koordinasi mulai dari Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah terkait pengawasan mantan Napiter. Selain itu, Staf Ahli BNPT juga mendorong perlunya melakukan moderasi beragama di masyarakat dengan melibatkan Kementerian Agama.
“BNPT tidak bisa bekerja sendiri tetapi harus melibatkan Kementerian Agama yang memiliki penyuluh-penyuluh agama di setiap kecamatan. Mereka secara intens harus menyuarakan dan mensosialisasikan tentang pentingnya moderasi beragama," ungkap Muhammad Suaib Tahir
Terkait upaya Deradikalisasi, BNPT dan Pemerintah Arab Saudi bekerja sama dalam upaya penanggulangan terorisme di kedua negara. Hal itu terjadi setelah Pusat Deradikalisasi The Mohammed Bin Nayef Counseling and Care Center (MNCC) dan Lembaga Pemasyarakatan Al-Hair di Riyadh bertemu pada Senin (23/1/23).
"Saya pikir tujuannya adalah sharing pengalaman di dalam pembinaan para napiter-napiter. Tujuannya agar mereka bisa direhabilitasi dan digabungkan di dalam masyarakat,” jelas Muhammad Suaib Tahir.
(fz/hn/um)