Berikut Beberapa Tarian Tradisional Khas Maluku

10 May 2022 - 19:01 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Maluku merupakan salah pulau yang terdiri dari 2 provinsi, yaitu Maluku dan Maluku Utara. Pulau yang berada di wilayah timur Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Ibu kota dari provinsi Maluku adalah ibu kota di Ambon sedangkan ibu kota Maluku Utara adalah Ternate. Selasa, (10/5/22).

Pulau Maluku sendiri memiliki berbagai kekayaan budaya, seperti tari tradisional, lagu tradisional, bahasa lokal, pakaian, baju, dan berbagai adat yang sudah menjadi tradisi di suatu daerah. Nah, kali ini kita akan membahas tentang 11 tari tradisional khas dari Pulau Maluku. Simak dalam artikel berikut ini.

Tari Tradisional Khas Pulau Maluku

1. Tari Yerik

Tari tradisional pertama adalah Tari Yerik yang berasal dari Maluku. Tarian berisi tentang pesan untuk meminta kepada Tuhan, yaitu keselamatan ketika bencana datang, perang yang tidak berakhir, dan musim kemarau yang panjang agar diberi hujan. Tari ini ditarikan oleh penari perempuan dengan iringan pantun dan musik.

2. Tari Saureka-Reka

Tari Saureka-reka memiliki nama lain Tari Gaba-gaba yang berarti pelepah pohon sagu. Gerakan dalam tarian ini mirip dengan permainan tradisional khas Jawa, Engklek. Bedanya, tari ini adalah tarian yang dilakukan dengan melompat untuk menghindari gaba-gaba.

Tari Saureka-reka dipentaskan oleh 8 penari yang terdiri dari 4 penari perempuan dan 4 penari laki-laki. Penari perempuan bertugas sebagai penari utama untuk menghindari gaba-gaba. Sedangkan, 4 penari laki-laki menghentak gaba-gaba. Tarian ini berfokus kelincahan kaki para penari untuk menghindari setiap rintangan. Alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi tari ini biasanya ukulele dan tifa.

3. Tari Lenso

Tari Lenso adalah tari tradisional khas Maluku yang berarti selendang. Tujuan dari diadakannya tarian ini sebagai tarian ini ajang untuk mencari pasangan. Jadi, tari Lenso dapat disebut juga sebagai tari untuk pergaulan para perempuan dan laki-laki untuk saling mengenal dan akrab satu sama lain.

4. Tari Cakalele

Tari Cakalele adalah jenis tari perang yang dipentaskan oleh penari laki-laki dan perempuan. Selain sebagai tari perang, tari khas Maluku ini juga berfungsi untuk menyambut selamat datang kepada tamu dan perayaan adat.

Kostum yang digunakan oleh penari laki-laki adalah pakaian adat Maluku berwarna merah dan kuning dengan properti berupa parang dan tameng atau salawaku. Bagi penari perempuan, pakaian adat Maluku yang digunakan didominasi warna putih dan membawa sapu tangan (kain) atau lenso (selendang) di kedua tangannya.

5. Tari Katreji

Tari Katreji termasuk ke dalam tarian pergaulan. Biasanya, tarian ini dipentaskan pada saat acara pelantikan suatu pemimpin seperti kepala desa, bupati, dan gubernur di Maluku. Menurut sejarah, tari Katreji adalah perpaduan dari dua budaya, yaitu Maluku dan Eropa.

6. Tari Gumatere

Tari keenam yang akan kita bahas adalah tari Gumatere yang berasal dari Morotai, Maluku Utara. Tarian yang ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan ini bertujuan sebagai tarian meminta petunjuk atas fenomena alam atau persoalan yang sedang terjadi.

Tari Gumatere biasanya ditampilkan oleh 13 sampai 30 penari. Properti yang dibawa oleh penari laki-laki adalah pedang dan tombak. Bagi penari perempuan, mereka menggunakan lenso.

7. Tari Bambu Gila

Tari khas dari Maluku selanjutnya adalah tari Bambu Gila yang berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tari adat ini diyakini mengandung unsur gaib. Pesan yang ingin disampaikan dari tarian ini tentang semangat masyarakat Maluku dalam bergotong royong.

8. Tari Poco-Poco

Tari Maluku yang sangat terkenal di Indonesia terutama pada tahun 2000-an adalah tari Poco-poco. Tari Poco-poco juga ditarikan sebagai senam di berbagai sekolah pada tahun tersebut. Lagu untuk mengiringi tarian ini adalah lagu Poco-poco diciptakan oleh pria asal Ambon, Maluku bernama Arie Sapulette.

Karena kepopulerannya, sampai saat ini tari Poco-poco masih sering digunakan sebagai tarian senam di lingkungan militer maupun masyarakat biasa di berbagai daerah.

9. Tari Tide Tide

Tari tradisional Maluku setelahnya adalah tari Tide Tide. Tarian ini berasal dari daerah Halmahera Utara, Maluku Utara. Menurut sejarah, awalnya tarian dibawakan oleh pemuda pemudi Halmahera Utara pada saat perayaan pesta adat atau acara hiburan. Kemudian, tari ini terus dilestarikan oleh masyarakat Maluku hingga sekarang.

10. Tari Dengedenge

Tari Dengedenge merupakan tari tradisional asal Halmahera Utara, Maluku Utara. Tari ini biasa ditampilkan pada saat upacara pernikahan. Tari ini dibawakan oleh laki-laki dan perempuan secara berkelompok. Pada saat penari menari, mereka diiringi dengan iringan syair berdialek Maluku secara berbalasan-balasan seperti berpantun. Puncak dari tari Denge-denge adalah kesepakatan janji suci antara laki-laki dan perempuan untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius.

11. Tari Soya-Soya

Tari tradisional terakhir dari Maluku adalah tari Soya-soya. Tari ini dipentaskan untuk menyambut kedatangan para tamu kehormatan yang datang ke Maluku. Sejarah dari tari Soya-soya awalnya bermula untuk menyambut kedatangan prajurit yang telah selesai berperang.


Tari ini diciptakan oleh Sultan Baabullah sebagai penyemangat para prajurit kerajaan Ternate setelah meninggalnya Sultan Khairun, sultan dari kerajaan Ternate sekaligus ayah dari Sultan Baabullah yang gugur dalam perang melawan Portugis.

Share this post

Sign in to leave a comment