Berikut Beberapa Tarian Tradisional Asal Sumatera Utara

30 September 2022 - 21:16 WIB
Sumber : www.ayoindonesia.com

Tribratanews.polri.go.id - Provinsi Sumatera Utara memiliki sejumlah tari tradisional. Tari-tari tersebut merupakan wujud persembahan kepada leluhur hingga masalah asmara. Tari tradisional Sumatera Utara tampil sebagai tarian sakral, hiburan, dan menyambut tamu. Hingga kini, tarian tersebut masih ditampilkan dalam berbagai acara, Jumat, (30/9/22).

Berikut Beberapa Tarian Tradisional Asal Sumatera Utara:

1. Tari Tortor

Tari tortor merupakan salah satu tari tradisional Sumatera Utara. Tari tortor adalah bagian penting dalam budaya suku Batak. Tari yang diperkirakan telah ada sejak zaman purba ini digunakan sebagai tari persembahan kepada roh leluhur.

Melalui tarian ini, masyarakat Batak mengungkapkan doa, harapan, dan perlindungan Tari tortor bagian dari upacara adat dan memiliki kesakralan, seperti kematian, panen, penyembuhan, dan lain-lain.

Tari tortor diiringi dengan alat musik magondangi, alat musik khas Sumatera Utara. Alat-alat musik itu terdiri dari ogung, sarune, gordang, ihuton, gondang, panggora, taganing, doal, dan hesek.

2. Tari Piso Surit

Tari piso surit berasal dari suku Batal Karo, yang menggambarkan seorang gadis tengah menantikan kedatangan kekasih. Penantian tersebut digambarkan sangat menyedihkan sehingga digambarkan bagaikan burung piso surit yang memanggil-manggil.

Biasanya, tari tradisional ini ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan dalam sebuah acara.

3. Tari Gundala-gundala

Tari gundala-gundala berasal dari suku Batak Karo, yang tujuannya untuk memanggil hujan. Dalam bahasa Batak, tarian ini disebut Ndilo Wari Udan. Sampai saat ini, tarian masih ditampilkan masyarakat Desa Seberaya, Tanah Karo, terutama pada saat musim kemarau berkepanjangan.

Jumlah penari tidak terbatas, setiap orang dapat menarikan tarian ini. Tarian ini memiliki ritual berupa menyiram air se-kampung menggunakan tembakan dari bambu, mirip tembakan air.

4. Tari Serampang Dua Belas

Tari serampang dua belas berkembang di Deli Serdang, Sumatera Utara. Tari ini mengisahkan kisah cinta dua anak manusia dari proses perkenalan hingga jenjang pernikahan. Pesan moral dari tarian ini adalah jika cinta lawan jenis sudah cocok tidak perlu ditunda-tunda, segera dibawa ke pelaminan.

5. Tari Toping-toping

Tari toping-toping merupakan tari tradisional masyarakat Batak Simalungun. Awalnya, tarian ini untuk menghibur keluarga kerajaan yang tengah berduka.

Dalam perkembangannya, tarian menjadi sarana hiburan masyarakat. Tari toping-toping dilakukan beberapa orang yang menggunakan kostum berupa topeng yang akan diiringi dengan alat-alat musik tradisional.

Sumber : kompas.com

Share this post

Sign in to leave a comment