Ternyata Stress Dapat menyebabkan Gangguan Otak dan Risiko Demensia

11 June 2024 - 07:15 WIB
Ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Stres merupakan perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru, stres juga bisa memberikan efek negatif pada tubuh manusia.

Studi dari peneliti Karolinska Institutet mengungkap betapa berbahayanya stres bagi otak manusia. Studi ini dipublikasikan The Journal of the Alzheimer's Association, bahwa stres dapat mengikis cadangan kognitif otak dan memicu risiko yang lebih tinggi akan demensia. Cadangan kognitif bertindak sebagai penyangga mental yang berpotensi melindungi otak dari gejala demensia.

"Melakukan aktivitas seperti kuliah dan kerja sebetulnya bisa membangun cadangan kognitif. Namun, jika Anda merasakan stres terus-menerus dapat merusak manfaat ini," ungkap Manasa Shantha Yerramalla, seorang peneliti dari Karolinska Institutet

Manasa Shantha Yerramalla juga menyarankan pentingnya manajemen stres yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masing-masing. Strategi manajemen stres juga dapat menjadi tambahan intervensi gaya hidup guna mencegah Alzheimer.

Tim Yerramalla mengukur dua jenis stres yakni stres fisiologis (menggunakan kadar kortisol dalam air liur) dan stres psikologis (bagaimana perasaan partisipan yang mengalami stres).

"Anggap saja kortisol sebagai sistem alarm bawaan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun cadangan kognitif yang lebih besar memang meningkatkan kognisi, kadar kortisol yang lebih tinggi tampaknya melemahkan hubungan yang menguntungkan ini," jelas Peneliti itu.

Penemuan ini membuka jalan baru yang menarik untuk pencegahan Alzheimer. Para peneliti mengatakan upaya intervensi dalam mengurangi stres seperti latihan meditasi, yang bisa menurunkan kadar kortisol, dapat diterapkan untuk mencegah demensia atau Alzheimer.


(pt/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment