Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Polri menggelar kursus manajemen pengamanan stadion sepak bola yang digelar mulai dari 25 Januari hingga 2 Februari mendatang. Dalam kursus tersebut, peserta diperkenalkan aplikasi buatan Mabes Polri yang mampu mendeteksi suporter yang dicurigai sebagai provokator dalam pertandingan sepak bola.
"Selain diperkenalkan menggunakan aplikasi bagaimana mendeteksi suporter dicurigai sebagai provokator, para peserta kursus pengamanan stadion juga dikenalkan dengan istilah prinsip kolaborasi, METHANE," kata Asops Kapolri, Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi, S.H., S.I.K., M.Si., dalam keterangan tertulis dilansir dari Gatra.com, Sabtu (28/1/23).
Baca juga : Pimpin Rapat Perkembangan Situasi Kamtibmas, Kapolda Jabar Atensi Kejahatan Jalanan di Wilayah Polda Jabar
Mantan Kapolda Riau itu juga mengungkapkan bahwa Prinsip METHANE ini merupakan singkatan dari Major Incident, Exact Location, Type of Incident, Hazard, Access, Number of Casualities dan Emergency Services. Major Incident merupakan tanda apakah insiden besar telah diumumkan. Exact location, menyatakan apa lokasi yang tepat dari wilayah geografis kejadian, Type of Incident merupakan kejadian seperti apa itu.
Sedangkan Hazard menyatakan potensi bahaya apa yang dapat diidentifikasi. Dilanjutkan dengan Access atau rute apa terbaik untuk akses keluar bagi suporter saat ada kejadian yang tak diinginkan.
"Para peserta berjumlah 66 orang juga dikenalkan berapa banyak korban dan bagaimana kondisi mereka, serta Emergency Services, mana dan berapa banyak aset serta personel tanggap darurat yang diperlukan," tutup Jenderal Bintang Dua itu.
(my/hn/pr/um)