Tribratanews.polri.go.id - Papua. Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri, S.I.K., memastikan tidak ada penyanderaan terhadap 15 pekerja puskesmas pembangunan Puskesmas di Paro, Kabupaten Nduga, Papua.
Sebagai informasi, diketahui 15 pekerja tersebut sempat diancam dibunuh oleh kelompok KKB. Kapolda menyebut ketika insiden itu terjadi, 15 pekerja sudah diamankan oleh salah seorang pendeta setempat.
Baca juga : Polda Kalsel Kembali Terapkan Tindakan Tegas Bagi Pelanggar Lalu Lintas
Oleh karena itu, proses evakuasi yang dilakukan pada hari ini (09/02/23), dilakukan untuk menjemput 15 pekerja dari tempat pengamanan pendeta.
"Semua 15 pekerja tidak pernah di sandera, semua diamankan oleh pendeta di Paro. Dan mereka 15 pekerja itu sudah berada di Timika dan sedang dilakukan pemeriksaan kesehatan," jelasnya, dilansir portal disway.id, (09/02/23).
Selanjutnya, Jenderal bintang dua tersebut berterima kasih kepada para pendeta karena telah menyelamatkan 15 pekerja tersebut.
"Warga masyarakat yang 15 tadi sudah diamankan oleh Bapak Pendeta. Kami memang sangat berterima kasih kepada pendeta, karena tahu ada kejadian itu, langsung dibawa keluar para pekerja itu, karena takut ada korban para pekerja. Mereka sudah keluar dulu, barulah ditahan pesawat termasuk pilot (Susi Air)," jelas mantan Kasat Brimob Polda Papua.
Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini pihaknya tengah membujuk kelompok KKB agar melepaskan pilot Susi Air tersebut.
"Kami minta juga ada bantuan dari masyarakat setempat yang dekat dengan kelompok KKB ini untuk berkomunikasi supaya pilot yang selama ini melayani di Paro itu kasihan masyarakat di Paro ini bisa segera dikembalikan," jelasnya.
Selanjutnya, Kapolda Papua memastikan pihaknya akan berusaha maksimal untuk mengevakuasi Captain Philips, pilot Susi Air tersebut yang berasal dari Selandia Baru.
"Upaya maksimal akan selalu kami lakukan supaya bisa mengembalikan pilot itu, kami minta waktu, kami selaku yang berada di lapangan dengan Bapak Pangdam akan melaksanakan apa yang di perintahkan pemerintah atau dari pimpinan kami untuk segera paling tidak bisa mengevakuasi pilot yang sampai saat ini belum kembali," tutupnya.
(fa/pr/um)