Tribratanews.polri.go.id – Surabaya. Kapolda Jatim Irjen. Pol. Dr. Toni Harmanto, M.H., bersama Pejabat Utama Polda Jatim menerima kunjungan Pengurus Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I), Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Jatim di selasar Gedung Patuh Mapolda Jatim, Kamis (3/8/23).
Kunjungan MP3I kali ini untuk menjalin silaturahmi dan kerja sama yang baik, antara Kepolisian dengan para pengasuh Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur.
Pada kesempatan itu, Kapolda Jatim mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kunjungan MP3I wilayah Jawa Timur.
"Kita semua masih membutuhkan kemitraan kepada siapa pun, termasuk kepada para Kyai semua terutama yang di pondok pesantren juga ikut andil dalam masalah kamtibmas,” ujar Kapolda Jatim Irjen. Pol. Dr. Toni Harmanto, M.H.
Selain itu, Kapolda Jatim menyebut masih banyak juga masalah-masalah yang besar kemungkinan dapat menyusup di pondok pesantren, seperti masalah radikalisme, narkoba dan korupsi.
"Ini suatu kekhawatiran besar bagi kami jajaran kepolisian," ujar Kapolda Jatim Irjen. Pol. Dr. Toni Harmanto, M.H.
Kapolda Jatim juga menyebutkan tiga masalah fundamental yaitu radikalisme, narkoba, dan korupsi yang tidak menutup kemungkinan bisa meracuni siapa pun termasuk di lingkungan Pesantren maupun personel TNI dan Polri.
Baca Juga: Korlantas Polri Terjunkan Personel Pengamanan dan Pengkawalan KTT AIPA Ke-44 di Jakarta
"Jadi saya berpikir ini perang terhadap radikalisme, narkoba, dan korupsi. Tiga hal ini yang sangat fundamental, ini ibarat pohon yang ada batangnya, ada daunnya dan ada akarnya,” ungkap Kapolda Jatim.
Sementara itu Bendahara MP3I Jatim, KH Imam Baehaqi mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Kepolisian, khususnya dalam hal pengawasan terhadap generasi muda di pondok pesantren.
"Kenapa kami sinergi langsung kepada Polri dikarenakan keimanan dan keamanan saling berhubungan," jelasnya.
Lebih lanjut KH. Imam Baehaqi mengatakan, ke depan pihaknya siap untuk penandatanganan nota kesepahaman atau MoU MP3I dengan Polda Jawa Timur.
"Kami sangat terima kasih, itu menjadi masalah dan menjadi tanggung jawab bersama pesantren khususnya," ungkapnya.
Menurut Imam Baehaqi terkait kamtibmas bukan hanya tanggung jawab Polisi, namun semua pihak harus turut berperan.
Ia menyebut sebagai pembina agama hukumnya wajib memberikan pembinaan mental.
"Pak Polisi memberikan keamanannya kami memberikan pembinaan keagamaannya, kami sangat siap untuk kerja sama dalam hal itu," jelasnya.
(rd/hn/nm)