KTT G20 Bangun Harapan Masa Depan

10 November 2022 - 10:11 WIB
Ilustrasi Bendera Negara Anggota G20 - Dok. G20.org

Krisis kesehatan akibat badai pandemi Covid-19 semakin menyadarkan para pemimpin bangsa bahwa setiap masalah yang dihadapi satu negara membutuhkan solidaritas dan kerjasama antar negara. 

KTT G20 yang digelar pada di 15 hingga 16 November 2022 di Bali, menjadi momentum penting bagi para pemimpin dunia untuk mencari cara-cara dan formulasi, demokratis dengan meminimalisir konflik fisik (konflik bersenjata).

Selain itu isu strategis menjadi agenda penting untuk disepakati para pemimpin  G20 yang bertemu di Bali. Isu energi baru dan terbarukan plus energi hijau (green energy). 

Agenda strategis lain yang sebelumnya sudah dibahas dalam Energy Transition Working Group (ETWG) yang dihadiri oleh 20 negara anggota G20. Forum Transisi Energi G20 2022 yang sebelumnya sudah digelar  mulai dari ETWG-1 di Yogyakarta, ETWG-2 di Labuan Bajo, dan ETWG-3 di Bali, serta Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM). Puncak  Presidensi G20 Indonesia adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Baca Juga : MUI Dukung Sukses G20, Melalui R20 Demi Perdamaian Dunia

Harapannya pada KTT G20 di Bali, ada skema bersama untuk menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi. 

Dan bidang teknologi ada kesepakatan untuk peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan dan efisiensi energi.

Begitupun transformasi ekonomi digital tentunya menjadi prioritas dalam KTT G20. Yang tentu saja menekankan pula visi keadilan dan kebersamaan. Sehingga setiap negara dapat memainkan peranya secara bersama untuk kepentingan semua bangsa. 

Begitu pula dalam pertemuan Parlemen G20 (P20) di Jakarta pada 7 - 8 Oktober 2022 juga telah menghasilkan 4 isu prioritas yaitu percepatan pembangunan  berkelanjutan dan ekonomi hijau, ketahanan pangan dan energi dan tantangan-tantangan ekonomi.

Selain itu, terdapat juga isu parlemen efektif, demokrasi yang dinamis dan perihal inklusi sosial, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Dan terakhir adalah pesan damai dari pertemuan R20, pertemuan pemuka-pemuka agama G20 yang diinisiasi oleh PBNU yang dilaksanakan pada 2 - 3 November 2022 di Bali. 

Pertemuan Forum Agama Kelompok G20 atau Religion of Twenty (R20) menghasilkan kesepakatan berupa kesepahaman para partisipan soal keadilan, kasih sayang dan kepedulian pada sesama. Intinya agama harus dikembalikan menjadi sumber kebaikan dan spirit perdamaian.

“Dan di titik ini, saya meyakini bahwa kita semua setuju dan sepakat untuk R20 bukan satu acara saja, tetapi mengembangkannya menjadi pergerakan global,” ungkap KH Yahya Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam penutupan R20 di Bali beberapa waktu lalu.

 

(ta/hn/um)


Share this post

Sign in to leave a comment