Tribratanews.polri.go.id - Bali. Direktur Pembangunan Air dan Perkotaan Bank Pembangunan Asia (ADB) Neeta Pokhrel mengatakan, pendanaan proyek air bisa diperoleh jika ada tata kelola air yang tepat. Hal itu sebagai tindakan kolektif dari para pengambil keputusan diperlukan untuk meningkatkan pendanaan bagi proyek-proyek air.
"Namun, apakah kita semua yang ada di ruangan ini–pemerintah, berbagai lembaga keuangan internasional, badan PBB, mitra bilateral, dan LSM–memiliki kejelasan kolektif dalam mencapai target tersebut,” jelasnya dikutip dari Antara, Rabu (22/5/24).
Menurutnya, pertanyaan itu sangat penting untuk diajukan dan tindakan kolektif harus diambil. Berhenti membicarakan pendanaan air dan mengesampingkan sektor swasta dalam mewujudkan pendanaan air dipandangnya merupakan tindakan yang harus dievaluasi.
Baca Juga: Terobsesi Jadi Anggota, Polri Berhasil Ungkap Polisi Gadungan di Jakarta Timur
Ia menekankan, pendanaan untuk air sangat mendesak untuk disepakati karena perubahan iklim mulai intens dan dialami oleh banyak negara. Aksi untuk menyelamatkan bumi tidak banyak lagi, seraya mencontohkan sekolah di Kamboja yang terpaksa ditutup akibat gelombang panas.
Dibeberkan dia, pihaknya berhasil menambah pendanaan sebesar 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.600,5 triliun) untuk 10 tahun ke depan. ADB pun berkomitmen untuk menyediakan pendanaan hingga 360 miliar dolar AS (sekitar Rp5.761,8 triliun) kepada negara-negara berkembang dan sektor swasta untuk satu dekade berikutnya.
“Proyek yang kami danai setiap tahunnya hampir mencapai 3 miliar dolar AS (Rp48 triliun). Kami ingin meningkatkannya 10 kali lipat,” ujarnya.
(ay/hn/nm)