Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Candi Jiwa terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Secara administratif candi terletak di dua wilayah, yaitu Desa Segaran dan Desa Telagajaya serta Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya.
Situs Batujaya 1 atau Candi Jiwa, Karawang menyimpan cerita kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Cagar budaya ini pun diyakini sebagai candi tertua yang berada di Indonesia karena dibangun antara abad ke 6 dan ke 7 Masehi.
Dilansir dari Nationalgeographic, situs percandian Batujaya ini berjarak kurang dari 1 kilometer di sebelah timur aliran Sungai Citarum. Luas kompleksnya mencapai 5 kilometer persegi atau 500 hektare.
Kompleks ini pertama kali diteliti oleh tim jurusan arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1985. Dari proses ekskavasi itu, ditemukan 30 situs candi dan juga tempat pemujaan, salah satunya adalah Candi Jiwa serta Candi Blandongan.
Puluhan candi itu terletak dalam satu kompleks percandian bernama Batujaya. Candi-candi itu diyakini lebih tua dari Candi Gedong Songo di Semarang, Jawa Tengah. Diperkirakan Gedong Songo diperkirakan dibuat oleh Wangsa Syailendra pada tahun 927 Masehi.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Stunting pada Anak
Keberadaan kompleks candi yang berada di dekat Sungai Citarum ini memberikan bukti bahwa Indonesia dilahirkan lewat rahim orang-orang berbekal teknologi tinggi. Misalnya ditemukan tinggalan budaya Buni yang berasal dari awal Masehi hingga tahun 500.
Beberapa candi seperti Candi Blandongan diperkirakan dibangun dalam dua fase atau dengan kata lain sempat direvitalisasi. Pembangunan fase pertama diperkirakan sekitar abad 6 sampai 7 dan fase kedua sekitar 8 sampai 10.
Pendapat ini didasari oleh warna bata agak kontras: bata pembangunan fase pertama berwarna lebih gelap dari bata pembangunan fase kedua. Percandian Batujaya disebut merupakan masa transisi dari masa prasejarah ke Hindu-Buddha.
Para peneliti atau arkeolog, situs yang telah berulang kali di ekskavasi itu juga masih menyimpan banyak misteri. Seperti kenapa Candi Serut berbentuk miring atau kenapa ada lubang-lubang menyerupai penyangga tiang di Candi Blandongan?
Pada musim hujan, beberapa candi dan unur di Batujaya terendam air. Unur merupakan bukit-bukit sinusoidal dengan struktur menyerupai percandian, atau bagian dari percandian. Bahkan Situs Sumur sepenuhnya tenggelam, tak satu bongkah pun tersembul.
“Kalau tidak terendam air, akan terlihat ruang-ruang kosong di tengah Candi Serut ini, lalu ada penahan kayu memanjang. Lalu, ada seperti pagar bergelombang, sekat-sekat yang mungkin untuk ruang-ruang biksu karena candi ini, kan untuk peribadatan. Sekeliling candi ini masih terus digali untuk mengetahui luas seluruhnya,” jelas Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang.
(rd/hn/um)