Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengajak mahasiswa untuk menerapkan prinsip kejujuran dalam menggunakan aplikasi berbasis kecerdasan artifisial (AI).
"Honestly saya kira salah satu prinsip yang sangat penting. Akan abadi walaupun di tengah guncangan apapun," ujar Wamenkominfo Nezar, Senin (29/1/24).
Wamenkominfo Nezar menyatakan aplikasi ChatGPT, misalnya, sedikit banyak menimbulkan kontroversi di kalangan akademisi dan beberapa pengelola kampus melarang mahasiswa menggunakannya dalam mengerjakan esai atau pun tugas kuliah lain.
Meski begitu, sebagian pengelola kampus memberikan kelonggaran bagi mahasiswa. Oleh karena itu, dia menyarankan agar mahasiswa bijak dalam menggunakan ChatGPT.
Baca Juga: Polres Puncak Jaya Gelar Minggu Kasih Sampaikan Imbauan Kamtibmas Jelang Pemilu 2024
"Jadi soal ChatGPT ini kalau saran saya, jangan kita hambat inovasinya. Biarkan dia berkembang, tapi kita bijak menggunakannya. Kita gunakan ChatGPT itu, ambil manfaat yang sebesar-besarnya dari sana. Dia bisa membantu kita misalnya membuat suatu rencana bisnis. Itu paling jago ChatGPT," jelas Wamenkominfo Nezar.
Menurut Wamenkominfo Nezar, pemanfaatan teknologi AI membutuhkan kecermatan dan kecakapan dalam menjaga keamanan data pribadi. Ia menilai, setiap platform digital bisa mengakses data pribadi setiap pengguna dan data ini tidak hanya berkaitan dengan identitas pribadi namun berkaitan dengan aktivitas dan pergerakan setiap orang.
Untuk itu, dia mengingatkan agar setiap mahasiswa menjaga keamanan data pribadi di dunia digital.
“Jadi kita berada dalam lanskap digital, kita harus berhati-hati betul dengan soal data, kita harus punya awareness soal ini,” tutup Wamenkominfo Nezar.
(ndt/pr/nm)