Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyatakan tiga tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan transformasi digital. Selain tantangan kesenjangan infrastruktur digital dan ancaman serangan siber, namun yang utamanya yakni defisit keterampilan talenta digital.
Dalam kesempatannya ia mengatakan pemenuhan talenta digital yang saat ini masih terdapat kesenjangan, dapat menjadi penghambat proses transformasi digital. Sebab dijelaskannya, Indonesia diproyeksikan membutuhkan lebih dari 12 juta talenta digital pada 2030, namun masih kekurangan 2,7 juta.
"Sekali lagi talenta digital ini menurut saya proyek nomor satu, infrastruktur itu mungkin bisa terbatas. Tapi kalau orangnya kreatif dia bisa taklukan keterbatasan itu," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Senin (30/6/25).
Pentingnya kebutuhan keterampilan talenta digital itu dicontohkan Wamenkomdigi, yakni pada negara Tiongkok dan India. Ia mengungkapkan bahwa talenta digital di kedua negara itu, memaksimalkan keterampilan talenta digital dalam adopsi teknologi digital.
Untuk itu, ia menegaskan, bahwa Indonesia harus melakukan peningkatan keterampilan talenta digital terkini. Melalui penambahan riset dan pengembangan (R&D) teknologi terkini, maka Indonesia akan mampu memperkuat kedaulatan digital dikancah dunia.
"Tanpa R&D ini, agak susah kita bisa mengembangkan AI yang berdaulat, AI yang milik kita sendiri. Membangun semuanya dibutuhkan komputasi yang cukup kuat, infrastruktur yang mumpuni," jelasnya.
(fa/hn/rs)