Tribratanews.polri.go.id - Manado. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, minta warga mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Kubah lava lama masih berada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava. Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor," ujar Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, dilansir dari Antaranews, Minggu(18/02/24).
Pada periode evaluasi tanggal 1-15 Februari 2024 tersebut, kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif.
Baca Juga: BPBD DKI Minta Warga Waspadai Potensi Banjir Rob di 9 Lokasi
Dari seismisitas jenis gempa permukaan seperti gempa embusan dan gempa hybrid/fase banyak mendominasi kegempaan gunung di Pulau Siau tersebut.
Hendra Gunawan, menyebutkan bahwa kejadian ini merupakan kesetimbangan dari kubah lava di permukaan.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir.
"Hal ini memerlukan kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah atau sungai tersebut. Selain itu juga perlu diwaspadai terjadinya lahar di waktu hujan di puncak," ujarnya.
Pada Februari 2023, status Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro dinaikkan menjadi siaga setelah terjadi rentetan peningkatan aktivitas vulkanik.
Saat erupsi, material vulkanik yang berada di puncak atau tubuh gunung longsor dan menyebabkan beberapa kali terjadi awan panas guguran, permukiman yang dekat dengan lintasan arah guguran sempat diungsikan.
(fa/hn/nm)