Menteri Tito Karnavian Sebut Kondisi Indonesia Saat Ini Seperti Tiongkok

12 March 2025 - 21:00 WIB
RRI

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., menyebutkan bahwa kondisi Indonesia saat ini yang menginginkan tercapainya Indonesia Emas 2045 dan status sebagai negara maju, sama dengan kondisi Tiongkok pada 1998.

"Tiap hari yang dibicarakan hanya threat from Tiongkok (ancaman dari Tiongkok), rise of Tiongkok (kebangkitan Tiongkok), tahun 1998. Saat itu berbagai tulisan memperkirakan Tiongkok dalam 25 tahun ke depan itu akan sama dengan US (Amerika Serikat), bahkan overtake, melampaui,” ujarnya, dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025, dilansir dari laman RRI, Rabu (12/3/25).

Selain itu, dia menjelaskan bahwa kondisi daerah di Tiongkok, seperti Beijing maupun Shanghai, tidak lebih bagus dibandingkan Jakarta pada 1998.

"Saya melihat, jujur Jakarta lebih bagus daripada Tiongkok pada 1998, kami lihat banyak orang-orang naik sepeda di sana, kemudian rumah-rumah kumuh, slum area, kemudian sungainya hitam-hitam kotor," ujarnya.

Namun, dia menjelaskan bahwa kondisi tersebut berbeda saat dirinya mengunjungi Tiongkok pada 2024 lalu.
"Beijing sudah sekelas Washington DC, transportasi publik mereka underground (bawah tanah), bersih, dan lain-lain, efektif sekali. Shanghai sudah hampir sama seperti New York," jelasnya.

Selanjutnya ia mengemukakan bahwa China lebih unggul dibandingkan dengan Amerika Serikat sebab memiliki transportasi umum kereta cepat. Serta saat ini sedang memproduksi kereta yang memiliki kecepatan hingga 500 kilometer per jam.

"Nah, saya ingin menggambarkan rasa optimisme itu. Tulisan-tulisan pada 1998, sesuatu yang almost impossible (hampir mustahil) dalam 25 tahun Tiongkok akan sama dengan Amerika, tetapi kenyataannya itulah yang terjadi sekarang," jelasnya.

Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju. Khususnya pada 20 tahun mendatang, yakni 2045.

"Kita semua harus optimistis dengan segala persyaratan, kemampuan yang ada, dan potensi yang ada. Tinggal masalah stabilitas politik dan keamanan, dan pertumbuhan yang terus terjaga, serta membuat lompatan-lompatan kreasi inovasi, dan yang paling utama adalah kekompakan antara pemerintah pusat dan daerah," jelasnya.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment