Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Dengan cara melakukan pengukuran kepada bayi dan balita, pemerintah terus mengejar penurunan angka stunting di Indonesia. Per 1 Juli 2024, pemerintah sudah menyasar 17,1 juta balita atau tercapai 95,15 persen dari target.
Dari data tersebut, ditemukan 5,8 juta balita atau 36,10 persen mengalami masalah gizi. Selain itu, ada 3,6 persen atau 220.275 balita bermasalah yang harus diintervensi.
"Pengukuran serentak pemerintah sudah selesai sampai Juni di 300 posyandu seluruh wilayah Indonesia. Progres terakhir sampai tadi pagi sampai 95 persen hasil kerja kolaborasi semua kementerian/lembaga," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang, S.T., MPM., dilansir dari laman RRI, Senin (1/7/24).
Berdasarkan data Kemenko PMK, prevalensi stunting di Indonesia berkurang sebesar 15,7 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Tahun lalu, prevalensi stunting berada di angka 21,5 persen, padahal Presiden menargetkan penurunan stunting 14 persen di 2024.
"Perlu strategi percepatan dan fokus pada upaya pencegahan melalui pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting. Kemudian mendorong kolaborasi lintas sektor dan antar pemangku kepentingan, serta merevitalisasi posyandu, dengan peralatan terstandar. Dan kader terlatih untuk pelayanan kesehatan yang optimal," jelasnya.
Pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting bertujuan untuk identifikasi masalah gizi secara dini, meningkatkan kualitas data untuk kebijakan. Memperkuat intervensi dan program kesehatan, memperluas cakupan posyandu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat/sasaran.
Pemerintah memberi waktu satu minggu ke depan bagi daerah yang belum menginput data pengukuran serentak. Hingga 24 Juni 2024, dari 300 ribu posyandu masih terdapat 57 ribu posyandu yang belum melaksanakan pengukuran.
(fa/hn/nm)
Pemerintah Kejar Penurunan Angka Stunting di Indonesia
2 July 2024 - 09:30
WIB
RRI
in
Nasional
Sign in to leave a comment