Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Kebudayaan (Menbud), Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc., mengatakan sebaiknya lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah satu stanza bukan tiga stanza.
Menurutnya, jika dinyanyikan dalam tiga stanza banyak masyarakat yang belum mengenal secara utuh dan terlalu panjang.
Keputusan pengubahan lagu Indonesia Raya berawal dari Keputusan Presiden Tahun 1958. "Lagu kebangsaan kita adalah satu stanza bukan tiga stanza, saya yakin kalau tiga stanza banyak yang tidak hapal," ucapnya dalam peluncuran Kompilasi Piringan Hitam Lagu Indonesia Raya di plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Diketahui stanza dalam lagu adalah kumpulan baris yang dikelompokkan menjadi satu satuan struktur sajak. Stanza juga dapat diartikan sebagai bait.
Menbud menyampaikan bahwa pemerintah sangat bijak memutuskan bahwa lagu Indonesia Raya menjadi satu stanza. Hal ini juga sejalan dengan kebanyakan masyarakat Indonesia menyanyikan lagu tersebut dengan satu stanza.
Sementara itu, ia juga menyoroti pembuatan kompilasi 8 lagu Indonesia Raya yang dikemas dalam piringan hitam.
"Dari versi ini kami hadirkan ini, kita semua bisa melihat versi paling awal hingga sekarang yang Anda dengarkan," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Minggu (9/3/25).
Ia juga menjelaskan bahwa lagu Indonesia bukan sekedar lagu kebangsaan Indonesia. Tapi ia mampu merasuki semangat perjuangan, persatuan, dan tekad untuk menjaga keutuhan kejayaan negara Indonesia.
Melalui lagu Indonesia Raya, ia berharap, masyarakat Indonesia bisa terus berkarya, berkontribusi dan menjaga budaya musik Indonesia.
"Seperti yang kita ketahui, musik adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan," ujarnya.
Lagu Indonesia Raya telah mengalami banyak transformasi. Mulai dari versi instrumental yang direkam oleh Yo Kim Tjan pada tahun 1927 hingga dicetak oleh British Made.
Dalam merayakan Hari Musik Nasional 2025, Kementerian Kebudayaan meresmikan kompilasi 8 Lagu Indonesia Raya dalam bentuk piringan hitam.
Peresmian ini sebagai bentuk kehormatan negara kepada pencipta lagu Indonesia Raya, WR. Soepratman.
(fa/hn/nm)