Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) membicarakan sempat ada polemik penerapan harga gabah padi petani sebesar Rp 6.500 di lapangan.
Menko pun memuji Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah mengerahkan jajarannya untuk menjaga harga gabah padi petani dari praktik-praktik oleh tengkulak.
"Yang saya hormati, Pak Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Yang beliau ini banyak sekali membantu memperhatikan ormas-ormas Islam," ujar Menko, Selasa (13/5/2025).
Ia menyampaikan apresiasi kepada Kapolri dan Polri atas dukungan penting dalam membangun kemandirian pangan, salah satunya komoditas jagung. Dia menyinggung arahan untuk penanaman jagung di lahan-lahan yang bisa dimanfaatkan.
"Pak Kapolri, terima kasih banyak, antara lain dukungan penting Pak Kapolri, tanam jagung," ujar Menko.
Menko kemudian membicarakan harga gabah padi petani sudah sebesar Rp 6.500 sebagaimana ditetapkan pemerintah. Harga ini naik dari semula harga gabah padi petani hanya sebesar Rp 4.450.
"Bulog membeli gabah paling tinggi, diganti paling rendah. Mulai dari situ, hari ini gabah sudah Rp 6.500. Jadi dari Rp 4.450, ke Rp 6.500, hampir 50 persen naiknya," kata Menko.
Meski begitu, naiknya harga tersebut tidak mudah diterapkan di lapangan. Menko menyinggung masih adanya pabrik-pabrik yang menolak serta praktik tengkulak.
"Tetapi nggak mudah, Pak. Pabrik-pabrik nggak mau, tengkulak-tengkulak masih beredar di mana-mana," ujar Menko
Menko menyebut harga gabah padi petani sempat hanya berlaku sebesar Rp 5.000. Di saat itulah ia memuji keterlibatan Kapolri dalam menjaga harga tersebut.
"Akhirnya petani dapatnya Rp 5.000, terpaksa kita undang Kapolri. Pak Kapolri ini banyak amal salehnya sebetulnya. Boleh tepuk tangannya. Saya terima kasih betul. Saya nggak muji, fakta, kenyataan," terang Menko.
Lebih lanjut Menko menceritakan pihaknya terus melibatkan Kapolri dalam rapat-rapat pangan hingga konferensi pers. Ia mengatakan kini pabrik-pabrik telah membeli gabah padi petani dengan harga sebesar Rp 6.500 setelah adanya keterlibatan dan atensi Kapolri dengan jajarannya.
"Jadi setiap rapat, apa urusannya harga sama Kapolri? Tapi setiap rapat, 'Pak, Bapak harus hadir'. Kapan bisa kita atur jadwal, hadir Pak Kapolri. Apa pentingnya? Kalau Pak Kapolri berdiri, kita tinggal ngomong, panggil wartawan banyak, 'Eh, pabrik-pabrik padi, awas ya, kalau petani tidak dibeli dengan harga Rp 6.500, hati-hati, ini ada Kapolri samping saya'. Begitu saja, Bu, sekarang rata-rata sudah hampir semua pabrik beli Rp 6.500," jelas Menko.
(ndt/hn/nm)