Tribratanews.polri.go.id – Jakarta. FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia), menilai bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan di Tanah Air masih menjadi tantangan. Atas itu, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyati, mengakui, salah satu prinsip Pancasila, yaitu demokrasi, masih belum diterapkan dengan baik.
Salah satu contoh yang diungkapkan Retno Listyati, adalah kasus pemecatan guru honorer yang mengeluhkan gajinya di media sosial. Menurutnya, tindakan tersebut melanggar hak sebagai warga negara yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
“Guru honorer yang menyuarakan ketidakadilan justru dipecat. Ini menunjukkan bahwa prinsip demokrasi belum dijalankan dengan baik,” ujarnya, dilansir dari laman rri, Minggu (23/2/2025).
Selanjutnya, ia juga menyoroti kasus siswi yang mendapat ancaman karena berbeda pendapat tentang konflik Palestina. Ia mengkhawatirkan anak-anak akan menyerap nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila dari kejadian-kejadian seperti ini.
Ditekankan, Pancasila bukan sekadar teori, tetapi harus dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Ia mengkritik sistem pendidikan belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Ia juga mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila ini. Sehingga, generasi muda yang melihat ketidakadilan dan pelanggaran hak-hak demokrasi dikhawatirkan akan meniru perilaku tersebut.
Ditegaskan, bahwa pendidikan karakter harus lebih ditekankan dan tidak hanya menjadi mata pelajaran formal. "Tanpa praktik Pancasila yang sesuai, anak-anak sulit memahami maknanya,” jelasnya.
Karena itu, ia mengajak, sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk memberi teladan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila.
“Media, guru, orang tua, dan lingkungan sekitar harus menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
(fa/hn/nm)
Shutterstock
in
Nasional
