Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Solusi untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan adalah dengan membangun bangunan baru. Anggota Komisi XIII DPR, Muslim Ayub, menyebut tidak mudah mengatasi masalah tersebut karena persoalan penyediaan lahan.
“Sayangnya pemerintah pusat dan daerah kesulitan dalam penyediaan lahan untuk membangun penjara baru. Padahal kalau dari rapat kerja Komisi XIII dengan kementerian terkait anggarannya ada,” ujarnya, dilansir dari laman RRI, Sabtu (15/3/25).
“Oleh karena itu perlu dicarikan solusi soal penyediaan lahan tersebut. Bisa saja sebenarnya dengan pemberian aset negara atau daerah berupa lahan kepada kementerian terkait untuk membangun rutan dan lapas baru.” jelasnya.
Selanjutnya ia merespons positif upaya pemberian amnesti atau pengampunan terhadap warga binaan tindak kejahatan tertentu. Hal ini, katanya, memang bisa menjadi salah satu solusi mengurangi isi rutan atau lapas.
“Namun yang paling efektif memang membangun penjara baru yang memiliki kapasitas lebih besar. Over capasity memang menjadi salah satu faktor kaburnya tahanan dari penjara,” jelasnya.
Ia memberikan contoh seperti Lapas Kutacane beberapa waktu lalu. Di mana kapasitasnya hanya 100 tapi diisi 368 orang.
Sehingga, ia mengatakan banyak warga binaan yang tidak berada di sel. Tapi berada di teras kantor, lorong sel, bahkan dekat toilet.
Hal ini, sebutnya, membuat pengawasan tak maksimal dan membuka celah mudahnya warga yang kabur. Makanya, tambah Ayub, komisi XIII akan terus mendorong adanya pembangunan lapas baru.
Sebelumnya, 52 warga binaan dilaporkan melarikan diri dari Lapas Kelas IIB Kutacane pada Senin sore lalu menjelang waktu berbuka puasa. Kejadian tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di berbagai platform media sosial.
(fa/hn/nm)