Tribratanews.polri.go.id-Jakarta. Kepolisian mengungkap peran Para Wijayanto selama menjadi amir organisasi teroris Jamaah Islamiyah pada 2008-2019. Menurut polisi, Para Wijayanto melakukan sejumlah perubahan pada strategi dan struktur organisasi itu.
"JI akhirnya dipimpin oleh amir bernama Para Wijayanto yang mana di kepemimpinan ini dia fokus pada dakwah, kemudian rekrutmen anggota baru, juga pendidikan," ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Argo Yuwono, S.I.K., M.Si., di kantornya Senin, 4 Januari 2021.
Wijayanto mulai menjadi pemimpin organisasi itu pada 2008 setelah sempat kosong. Wijayanto mengubah struktur dan konsep yang lama. Menurut Irjen Pol. Argo, kepengurusan lama berkonsep perjuangan.
Para Wijayanto juga membangun konsep Tastos. Irjen Argo menyebut, Tastos adalah prosedur standar operasi yang bersifat bertahan dan agar tidak tertangkap.
"Ada yang diutamakan SOP tadi, menjaga keamanan yang sifatnya bertahan agar tidak tertangkap dan bertahan," jelas Irjen Pol. Argo.
Selain itu, negara tujuan dikirimnya anggota JI juga berubah yaitu Suriah, Palestina dan Yordania.
Sebelumnya, negara tujuan hanya Suriah. Argo berkata mereka yang dikirim ke Timur Tengah sudah dilatih bela diri. Polisi mendeteksi ada 12 lokasi yang menjadi tempat pelatihan.
Kadiv Humas melanjutkan Para Wijayanto juga mengincar anak yang pintar dan memiliki emosi stabil, serta fisik yang prima.
"Jangan lupa bahwa kader muda JI yang dikirim ke Suriah itu memiliki paket lengkap. Kami tanya apa yang dimaksud paket lengkap, itu memiliki kemampuan dasar yang dimiliki misalnya bela diri, ahli IT, keahlian medis, ahli bahasa, ahli manajemen," jelas Jenderal Bintang Dua itu. (ng/bq/hy).