Kapolda Sumut Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024 dengan Damai Tanpa Hoaks

6 November 2023 - 16:00 WIB
Foto : Tribunnews

Tribratanews.polri.go.id - Medan. Kapolda Sumut, Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi, S.H., S.I.K., M.Si., mengajak seluruh masyarakat terutama di wilayah Provinsi Sumut untuk turut mensukseskan Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Kapolda saat menjadi pembicara pada talkshow yang dilaksanakan Tribun dengan tema 'Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 dan Bermartabat Tanpa Hoaks, di Ballroom Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Senin (6/11/23).

Baca Juga: Kapolda Sumsel Berikan Penghargaan kepada 86 Personel yang Berprestasi


"Pemilu damai, harus kerja bareng seluruh lapisan masyarakat, lembaga negara, pemerintah, masyarakat dan media. Kenapa media penting, karena mengantar informasi. Karena informasi memunculkan persepsi jadi bagaimana kita mendorong informasi, dan ketika ada problem harus ada solusi," jelas Kapolda Sumut dilansir dari Tribunnews, Senin (6/11/23).

Kapolda mengungkapkan bahwa dibanding tahun 2018, pemilu tahun 2024 berjalan lebih damai. Pembelahan di masyarakat pun menurun. Suasana damai itu tercipta karena masyarakat semakin sadar dan tereduksi.

"Dulu 2018 kita terpolarisasi ada cebong dan kampret namun pada tahun ini sudah berkurang. Karena masyarakat kita juga sudah terus meningkat kecerdasan dan kesadarannya. Untuk itu perlu edukasi dengan masyarakat. Karena itu perlu kerja sama antar media, lembaga pemerintah dan pendidikan, ahli peneliti, kerjasama internasional dan masyarakat," jelasnya lebih lanjut.

Walaupun demikian, Jenderal Bintang Dua itu juga mengungkapkan bahwa di tengah meluasnya arus informasi saat ini, tantangan lain dalam menghadapi pemilu juga mesti dikelola. Salah satunya persoalan hoaks atau berita bohong.

Kapolda mengungkapkan bahwa hoaks menimbulkan permasalahan karena bertentangan dengan prinsip kejujuran etika dan integritas. Apalagi, saat ini media informasi di Indonesia sangat banyak. Karena itu, Agung meminta agar media bisa menjadi lembaga yang menyaring berita yang keliru.

"Sekarang 18 ribu media saat ini bagaimana media mengelola informasi untuk melawan hoaks. Begitu juga media sosial bagaimana dapat dikelola dengan baik. Karena pemilu ada untuk menentukan pemimpin, karena negara perlu seorang pemimpin, karena itu negara harus menghasilkan pemimpin melalui pemilu," tutupnya.

(my/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment