Tribratanewspolri.go.id - Jakarta. Kelelahan fisik karena mengemudi terlalu jauh dan malam hari menjadi salah satu faktor timbulnya kecelakaan lalu lintas, untuk itu pemudik diimbau untuk menjaga dan memperhatikan kondisi fisik. Hal tersebut disampaikan Kakorlantas Polri Irjen. Pol. Drs. Firman Santyabudi, M.Si., di Jakarta.
"Kalau berasumsi berangkat dari Jakarta, apalagi dari Sumatera, umpamanya, makin mendekat ke arah Timur itu tingkat kelemahan makin tinggi," ungkap Kakorlantas Polri dilansir dari laman antaranews, Senin (17/4/23).
Irjen. Pol. Firman Santyabudi juga mengatakan, salah satu solusi agar stamina tetap fit selama berkendaraan jarak jauh, adalah dengan beristirahat, tidak memaksakan diri mengemudi dalam kondisi mengantuk.
Baca Juga: Perkuat Kerja Sama, Presiden Jokowi Harap Indonesia-Jerman Lebih Erat
“Pengemudi bermain dengan hitungan detik, kecelakaan bisa terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, kecepatan kendaraan 36 km/jam, dalam setiap detik menempuh 10 meter. Jika seorang pengemudi tiba-tiba kehilangan kesadaran (lelah/mengantuk), hanya dalam hitungan detik dapat terjadi kesalahan dalam mengemudi, entah mobil berhenti tiba-tiba, atau pengemudi lain masuk lajur secara tiba-tiba dan sebagainya. Jadi, penting bugar pada saat mengemudi," jelas Kakorlantas.
Kakorlantas juga menyarankan kepada pemudik untuk membawa sopir cadangan. Jika tidak ada, diimbau untuk berhenti dan beristirahat di rest area yang telah disediakan. Untuk pengemudi profesional, mengendarai kendaraan dalam kondisi normal dianjurkan selama 4 jam. Akan tetapi, untuk di luar kategori itu, batas waktu 2 jam sampai 3 jam, perlu berhenti dan beristirahat.
(bg/hn/pr/um)