Tribratanews.polri.go.id - Bekasi. Kabaintelkam Polri, Komjen. Pol. Drs. Paulus Waterpauw memberikan pendalaman terkait nilai-nilai kebangsaan kepada ratusan santri di Pondok Pesantren Nuu Waar Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hal tersebut dilakukan dalam rangka membangun karakter para santri yang berlandaskan Pancasila untuk kesejahteraan bangsa.
Mayoritas santriwan dan santriwati di Ponpes Nuu Waar diketahui berasal dari Papua dan Papua Barat. Keberadaan kampung halaman yang jauh di pelosok timur, cenderung menyulitkan mereka menimba ilmu atau sekadar pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dengan tajuk “Membangun Sumber Daya Manusia Yang Berlandaskan Pancasila Untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat Papua Yang Produktif” dengan tetap mematuhi Protokol kesehatan yang ketat, seperti test PCR diawal sebelum masuk.
Karena itu, disamping pembelajaran agama, pihak pesantren merasa penting untuk memberikan pemahaman dan wawasan kebangsaan kepada para santri, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang juga cinta Tanah Air.
“Mereka harus diisi bagaimana kecintaan terhadap orangtua, kewajiban mendengar nasihat guru, ustaz dan para pengajar, serta bagaimana cinta terhadap Pancasila dan kehidupan berbangsa,” jelas Kabaintelkam Polri, Komjen Pol Paulus Waterpouw, Sabtu (12/6/2021).
Jenderal Bintang Tiga itu meyakini bahwa menambahkan pemahaman tentang kebangsaan akan membuat para santri memiliki kecakapan luar dalam, baik dalam kerohanian maupun sikap diri.
“Harapan kami mereka menjadi anak-anak bangsa nanti yang secara imani kepercayaan mereka dapat, juga ilmu Al-Quran. Kemudian akan diturunkan kepada sanak saudaranya yang lain dan terus berkembang dari hari ke hari demi melanjutkan kehidupan bersama ini,” jelasnya.
Mantan Kapolda Papua itu pun juga mengapresiasi pihak pesantren yang kerap mengadakan kegiatan positif untuk membentuk karakter santri agar berguna bagi agama, bangsa dan negara.
“Terus melakukan upaya bakti-bakti iman agama kepada anak-anak kita agar tidak terlepas jalan sendiri, dan kemudian mendapat pengaruh-pengaruh pihak lain yang dapat mengganggu keutuhan dan kesatuan berbangsa ini,” pungkas Kabaintelkam Polri.
(my/bq/h)