Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas kawasan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) agar tetap aman dan tidak menjadi wilayah konflik.
“Peran Indonesia adalah negara terbesar, jadi seluruh pemimpin ASEAN itu menunggu langkahnya Indonesia. Jadi, ini yang harus kita jaga sebagai pemimpin ASEAN, kita jaga kebersamaan konsensus agar tidak menjadi daerah konflik,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seperti dikutip dari Antara, Jumat (24/5/24).
Lebih lanjut, ia menjelaskan apabila terjadi konflik dan stabilitas tidak terjaga, maka akan mengancam perekonomian di kawasan, seperti di Eropa dan Timur Tengah.
“Kami berupaya untuk memitigasi risiko-risiko yang berhubungan dengan isu geopolitik seperti di Eropa dan Timur Tengah,” tutur Menteri Airlangga.
Menteri Airlangga memaparkan saat ini hanya kawasan ASEAN yang mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata empat persen setelah digempur oleh pandemi COVID-19.
“Tidak ada kawasan yang menikmati kedamaian dan stabilitas seperti ini selain ASEAN dan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN berupaya menjaga kondisi ini sebagaimana mestinya,” tegas Menteri Airlangga.
Selain itu, keunikan ASEAN dibandingkan dengan kawasan lain adalah semua keputusan diambil melalui konsensus yang mengedepankan solidaritas antarnegara.
ASEAN berada di antara negara-negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru yang merupakan aset untuk kerja sama dan investasi. Selain berupaya menjaga stabilitas kawasan, Menteri Airlangga menyebut fokus mitigasi utama lainnya bagi pemerintah Indonesia adalah fluktuasi komoditas pangan dan migas.
“Kita tahu bahwa India mulai kembali mengekspor beras. Untuk itu, kemandirian pangan sangat penting di Asia. Indonesia bersama Thailand, Filipina dan Vietnam juga sudah membuat kesepakatan untuk membuat penyangga krisis di rantai pangan,” ujar Menteri Airlangga.
(ndt/hn/nm)