Tribratanews.polri.go.id – Boyolali. Aktivitas Gunung Merapi terpantau masih cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ada 10 kali guguran lava pijar sejauh 1,8 kilometer ke arah barat daya.
“Teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah Barat Daya atau Kali Bebeng,” jelas Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso seperti dikutip dari yogya.inews.id, Kamis (6/7/23).
Diketahui, Gunung Merapi sebelumnya mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.700 meter ke barat daya pada Rabu (5/7/23) malam. Kondisi ini mengakibatkan hujan abu tipis di wilayah Selo, Boyolali dan Plalangan.
Baca Juga: Keterbukaan Informasi Penanganan Perkara Cegah Polri Terhindar Dari Tudingan Masyarakat
Secara umum kondisi cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 18,4-19 derajat Celsius dengan kelembaban udara 81-99 persen dan tekanan udara 768,7-918 mmHg. Secara visual gunung jelas terlihat hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-75 meter di atas puncak kawah.
BPPTKG juga mencatat 53 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm, durasi 25,8-170,4 detik. Gempa hybrid atau fase banyak 5 kali dengan amplitudo 3 mm, S-P 0,4-0,5 detik, durasi 6,6-9,6 detik. “Tingkat ativitas Merapi tetap di Level III atau siaga,” jelasnya.
BPPTKG telah mengeluarkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
(ek/pr/um)