Gelar Pahlawan Nasional Kapolri Pertama Raden Soekanto

6 November 2020 - 15:59 WIB
Salah seorang putra terbaik bangsa dan peletak dasar Kepolisian Republik Indonesia, Komisaris Jendral R. Soekanto dianugrahi gelar pahlawan nasional.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Komisaris Jendral Polisi R. Soekanto akan diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 10 November 2020 mendatant.

Keluarga besar Polri patut berbangga hati dan patut menyambut penganugerahan pahlawan nasional untuk Pak Soekanto. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu sebagai bukti Kapolri pertana itu telah berjasa bagi perjuangan dan pembangunan negara dan bangsa. Sekaligus sebagai bukti bahwa pengabdian Polri kepada negara dan bangsa layak dicatat dengan tinta emas dalan perjalanan bangsa dan negara ini.

R. Soekanto sebagai Kapolri pertama bukan hanya berjasa dalam pembangunan Polri, beliau juga tercatat sebagai pejuang kemerdekan bangsa.

Soekanto lahir di Bogor, 7 Juni 1908 diberi nama Raden Said Soekanto. Di usia remaja Raden Said Soekanto sudah menerjunkan diri dalam pergerakan nasional Kepanduan Bangsa Indonesia (Jong Java). Organisasi pemuda yang bercita-cita kemerdekaan bangsa.

Perjalanan hidup Soekanto dalam perjuangan bangsa, kemudian memberikan kesempatan kepada Soekanto untuk mengikuti Pendidikan Kepolisian tahun 1933.

Raden Soekanto lulus Pendidikan Kepolisian di Sukabumi dan menyandang pangkat Commisaris van Politie 3e Klass (Komisaris Polisi Klas III). Soekanto kemudian mencapai pangkat tertinggi kepolisian sebagai Komisaris I pada zaman Hindia Belanda.

Ketika zaman Jepang, Raden Soekanto menjadi Itto Keishi (setingkat komisaris I).
Setelah Bangsa Infonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan, Soekanto diangkat menjadi Kepala Kepolisian Nasional oleh Presiden Sukarno pada 29 September 1945.

Soekanto menjadi orang nomor satu di Kepolisian RI selama 14 tahun sejak tahun 1945 - 1959. Soekanto tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai Kapolri pertama.
Selama Raden Soekanto menjadi orang nomor satu di Kepolisian RI telah berjasa besar dalam membangun Polri.

Soekanto adalah tokoh di balik pembangunan Markas Besar Kepolisian RI di Jl. Tronojoyo, Jakarta Selatan. Waktu itu Mabes Polri dikenal sebagai Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN). Gedung DKN diresmikan Soekanto pada 17 Agustus 1952. Waktu itu gedung DKN RI menjadi gedung perkantoran termegah setelah Istana Negara.

Tahun 1955 Soekanto meresmikan motto Polri Tri Brata dan Catur Prasetya. Motto itu diciptakan oleh ahli hukum Indonesia Prof. Djoko Sutono.

Keberadaan PTIK sekarang tidak lepas dari tangan dingin Raden Soekanto. Raden Soekanto bersama Prof. Djoko Sutono., SH, Prof. Soepomo, dan Sultan Hamengku Buwono IX mendirikan Akademi Kepolisian kemudian menjadi cikal bakal Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta.

PTIK tujuannya untuk mendidik polisi yang pandai, modern, dan tanggap akan kemajuan zaman.
Soekanto juga berjasa dalam pengembangan pendidikan di Kepolisian.

Atas jasa Soekanto Kepolisian RI mengirim banyak perwira polisi ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan kepolisian. Mereka yang dikirim ke AS untuk pendidikan Kepolisian antara lain Hoegeng Imam Santoso, Awaloedin Djamin, Mohamnad Hasan, dan Widodo Budidarmo. Mereka kemudian pernah menjadi Kapolri.

Soekanto juga tercatat berjasa membangun Brigade Mobil, Polisi Perairan, Polisi Udara, Polisi Perintis, Polisi Lalu Lintas, Polisi Kereta Api, dan Polisi Wanita.

Soekanto juga berjasa besar dalan pendirian Laboratorium Nasional, National Central Beureau/Interpol, membentuk Staf Riset, Staf Keamanan Pusat, dan Biro Anak-anak.

Soekanto dikenal sebagai tokoh yang tetap mempertahankan profesionalisme Kepolisian RI, sehingga tercatat sebagai sosok petinggi Polri yang keberatan dengan penyatuan kedalam APRI Angkatan Perang RI dan Angkatan Kepolisian RI. Keberatan Soekanto itu demi menjaga profesionalisme Kepilisian.

Soekanto mengundurkan diri dari jabatan Kapolri/Menteri Muda Kepolisian pada 15 Desember 1959.
Raden Soekanto meninggal dunia di RS Polri Kramat Jati pada 24 Agustus 1993 dalam usia 85 tahun.

Jenazahnya dikebumikan di TPU Tanah Kusir satu liang lahad dengan istri tercinta Hadidjah Lena Soejanto-Mokoginta.
Mantan Kapolri periode 1968 - 1971 Hoegeng Imam Santoso mengenal Raden Soekanto sebagai pribadi teladan, dan merupakan contoh sebagai seorang polisi yang jujur dan sederhana. Seluruh hidup Raden Soekanto untuk pengabdian kepada negara dan masyarakat.

Share this post

Sign in to leave a comment