Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Presiden Joko Widodo menyampaikan ASEAN dengan negara-negara anggota yang memiliki semangat keagamaan tinggi, harus mampu menjadi jangkar perdamaian dunia.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam Forum Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN (ASEAN IIDC) 2023 di Jakarta. Acara ini diikuti 200 peserta, termasuk 11 pembicara dalam negeri, 15 pembicara luar negeri, serta 27 delegasi dari negara-negara ASEAN dan negara undangan, seperti Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.
"ASEAN harus menjadi jangkar perdamaian dunia. Saya yakin masyarakat ASEAN justru memiliki semangat keagamaan yang semakin meningkat," ujar Presiden Jokowi, Senin (7/8/23).
Menurut Presiden Jokowi, dunia global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Global Peace Index 2023 mencatat, konflik global semakin marak. Pada tahun 2008 ada 58 negara terlibat konflik dan saat ini menjadi 91 negara.
Selain itu, angka kematian akibat konflik global meningkat menjadi 238 ribu jiwa dengan dampak kerugian ekonomi naik 17 persen menjadi 17,5 triliun dolar AS atau setara 13 persen dari GDP global.
Di sisi lain, di bidang keagamaan masyarakat dunia mulai semakin tidak religius. Survei dari IPSOS Global Religion 2023 terhadap 19.731 orang dari 26 negara menunjukkan 29 persen menyatakan mereka agnostik dan ateis.
Baca Juga: Divhubinter Polri dan KPK Bahas Penguatan Kerja Sama Penanganan Kejahatan Transnasional
"Menurut data EU Research Centre atas nama agama dan kepercayaan jumlah kekerasan fisik semakin meningkat," tutur Presiden Jokowi.
Ia pun meyakini para peserta IIDC 2023 memiliki komitmen bahwa ASEAN harus menjadi teladan toleransi dan persatuan serta jangkar perdamaian dunia.
"ASEAN telah menunjukkan bukti. Negara-negara ASEAN antara lain Indonesia telah berhasil mempertahankan tradisi toleransi yang kuat di tengah keberagaman budaya dan agama. Indonesia mampu terus menjaga kerukunan dan mengelola keragaman etnisitas suku budaya agama dan kepercayaan," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meyakini masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia serta menjadi komunitas peduli dan berbagi yang tidak hanya menjadi Episentrum of Growth tapi menjadi Episentrum of Harmony yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.
"Karena itu saya menyambut hangat peran konstruktif pemimpin agama dan budaya di ASEAN. Melalui prakarsa strategis PBNU bersama Kementerian Luar Negeri dalam menggelar Konferensi ASEAN Dialog Antarbudaya dan Antaragama 2023," kata Presiden Jokowi.
Dia berharap forum tersebut menghadirkan saling pengertian yang semakin meluas dan bisa menjadi fondasi kokoh dalam membangun ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan pusat keharmonisan dunia.
"Saya harap forum ini menghadirkan saling pengertian yang semakin meluas, menjadi fondasi kokoh dalam membangun ASEAN sebagai Epicentrum of Growth, Epicentrum of Harmony," tutup Presiden Jokowi.
(ndt/pr/nm)