Cerita Dokter Polri Berpacu dengan Waktu Tangani Jemaah yang Kena Serangan Jantung

6 June 2023 - 10:24 WIB
Foto: Dok. Polri

Tribratanews.polri.go.id - Makkah - Hampir tengah malam Ipda dr. Lebriandy personel Pusdokkes Polri dan dr. Sarah menemukan seorang jemaah lansia asal Indonesia yang kesakitan di sekitar area Mataf (tempat thawaf lantai dasar). Saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 23.15 waktu Arab Saudi (WAS).

Jemaah yang diketahui berusia 75 tahun dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01) itu mengeluh karena rasa sakit yang menyerang ulu hatinya. dr. Lebriandy dan dr. Sarah yang merupakan dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) langsung memberikan penanganan pertama.

Melihat kondisi itu, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram. Setibanya klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency. Saat itu, jam menunjukkan sekitar pukul 23.30 WAS.

Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive. Sebab, alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah sekitar pukul 23.50 WAS.

"Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung," terang dr. Lebri, sapaan akrabnya, seperti dilansir dari laman Kemenag, Minggu (4/6/2023).

Baca Juga:  Menteri LHK Serukan Resolusi Plastik untuk Atasi Polusi Sampah Plastik

Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, lanjut dr. Lebri, dokter mendiagnosa pasien dengan STEMI Extensive Anterior Wall. Karenanya, harus dilakukan tatalaksana primary PCI. Terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri koroner jantung.

"Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali," papar dr. Lebri.

"Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien," sambungnya.

Apalagi, lanjut dr. Lebri, jemaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan merokok. Saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pasca pasang ring jantung, pasien sempat mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.

"Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah mentakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok," terangnya.

Kisah penanganan jemaah haji yang terkena serangan jantung tersebut terjadi pada Jumat (2/6/2023) lalu. Jemaah yang sekiranya merasakan nyeri hebat di ulu hati diharap segera melapor ke petugas. Sebab, kondisi ini bisa menjadi sakit serangan jantung

(kri/hn/um)

Share this post

Sign in to leave a comment