Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan paham radikalisme menyasar pada segala usia, termasuk mengarah kepada anak-anak, remaja hingga perempuan.
Kasubdit Kerjasama Multilateral BNPT Weti Deswiyati mengatakan paham radikalisme menyebar ke semua lini, terlebih kepada anak-anak. Untuk itu, anak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Keluarga adalah orang-orang terdekat yang sangat berpotensi melakukan deteksi dini untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan berlanjut. Semua itu sebagai ikhtiar dalam memperkuat ketahanan keluarga termasuk bagi keluarga yang anggota keluarganya terindikasi terpapar ajaran ekstremis berbasis kekerasan," jelas Kasubdit Weti dalam kampanye anti-radikalisme, Jumat (5/7/24).
Dalam kampanye anti-radikalisme ke Blitar dan Kediri, ia juga memberi pemahaman tentang terorisme yang dapat dimulai dari lingkup paling kecil yakni keluarga. Hal itu menjadi perhatian sebab madrasah pertama dalam keluarga yang membentuk anak-anak menuju dunia luar adalah keluarga.
Baca Juga: Menkopolhukam: Setengah Data Rekening Penampung Judol Sudah Diserahkan ke Bareskrim
Pentingnya peran orang tua, wali murid, menjadi hal yang krusial, tentang menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak dan menjadi benteng utama dalam menangkal paham radikal terorisme. Peran perempuan atau seorang ibu dinilai sangat strategis dalam memberikan edukasi dan literasi terhadap keluarga khususnya anak-anak agar dapat terhindar dari paham kekerasan dan terorisme.
Kampanye tersebut, kata Kasubdit Weti, diharapkan membuka wawasan pola pikir kita untuk memahami bahwa terorisme adalah sebuah paham yang menjadi duri dalam mencapai kemajuan untuk ibu pertiwi dan pencegahannya dapat diminimalkan mulai dari pendekatan keluarga.
BNPT juga berharap dengan kegiatan ini anak-anak dapat memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, toleransi dan dapat menghindari paham radikalisme, dengan upaya yang dapat dilakukan adalah melalui membuka dialog secara intensif atau membangun komunikasi yang aktif dengan anak serta membawa anak-anak dalam pergaulan yang lebih bermanfaat.
"Peran seorang ibu juga dapat dikatakan sebagai lensa yang dipakai anak-anaknya untuk melihat dunia, oleh karenanya harmoni sosial atas masyarakat dengan keanekaragaman berbagai perbedaan, diharapkan dapat diterima dengan baik oleh anak melalui sosok ibu," ungkap Kasubdit Weti.
(ndt/pr/nm)