Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Eddy Hartono mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan yang berkelanjutan bagi para mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI).
"Kami akan memberikan suatu arahan pelatihan, pendampingan terhadap kegiatan seperti wawasan kebangsaan, kewirausahaan, dan hal-hal yang lain," ungkap Kepala BNPT, Senin (23/12/24).
Dengan demikian, kata dia, para mantan anggota Jamaah Islamiyah bisa hidup rukun dan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.
Lebih lanjut, Kepala BNPT menekankan bahwa momentum Deklarasi Pembubaran Jamaah Islamiyah dan Ikrar Setia Eks Anggota Jamaah Islamiyah kepada NKRI dalam upaya memperkokoh nilai-nilai ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM tersebut merupakan tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045.
"Ini menjadi momen yang bersejarah buat kita," ucap dia.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi BNPT, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri, dan para pihak yang terlibat.
"Kolaborasi yang sangat luar biasa dengan seluruh Jamaah Islamiyah, yang telah bekerja keras hampir 45 kali melaksanakan kegiatan pertemuan dan saat itu muncul kesepakatan serta ikrar bersama untuk sama-sama kembali ke NKRI," ujar Kapolri di kesempatan yang sama.
Kapolri pun berpendapat deklarasi dan ikrar tersebut merupakan buah dari pendekatan secara lembut atau soft approach dalam program deradikalisasi serta komitmen untuk bersama-sama menjaga, bergabung, dan memperkuat NKRI.
Deklarasi disambut hangat oleh Siswanto, salah satu mantan anggota Jamaah Islamiyah, yang mengharapkan hilangnya tindakan-tindakan ekstremisme di Indonesia. Ia menjelaskan proses pendampingan telah berjalan sejak deklarasi pertama pada 30 Juni 2024 hingga pertemuan ke-45.
Dengan begitu, dirinya berharap kegiatan tersebut menjadi langkah terakhir untuk memastikan integrasi penuh dengan negara dan masyarakat, sehingga tidak ada lagi ekstremisme.
Adapun Jamaah Islamiyah merupakan sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
(ndt/hn/nm)