Anak Korban Bom Surabaya Lolos Rekrutmen Polri

11 July 2024 - 19:08 WIB
Dokumentasi Polri

Tribratanews.polri.go.id - Surabaya. Anak korban Bom Surabaya, Aqiella Nadya Shafwah, menangis saat diumumkan lolos seleksi rekrutmen Bintara Polri Tahun Anggaran 2024. Dia merupakan salah satu calon siswa Sekolah Polisi Wanita Lembaga Pendidikan dan Latihan (Sepolwan Lemdiklat) Polri.

Aqiella langsung memeluk sang ayah, Ipda Ahmad Nurhadi yang hadir di sidang akhir pengumuman seleksi Bintara Polda Jawa Timur (Jatim).

“Bapak korban bom tahun 2018, saat itu saya masih SMP. Dari situ saya bangga dengan bapak, bahwa bapak dalam pengabdiannya menjaga misa gereja, menjaga jemaat gereja hingga mengorbankan diri bapak. Saya seperti ingin menjadi seperti bapak saya, pahlawan. Saya ingin menjadi seperti ingin seperti menjadi bapak saya, ingin meneruskan perjuangan bapak saya,” ujar siswi tamatan SMAN 16 Surabaya ini, (11/7/24).

Aqiella kemudian mengilasbalik peristiwa Bom Surabaya 2018 yang merenggut penglihatan ayahnya.

“Yang masih terngiang-ngiang di hari itu ketika Bapak saya dinas, pamit dinas bilangnya jaga gereja seperti biasa itu di hari Minggu, ya bapak berangkat tugas seperti biasa. Bapak jaga gereja bersama rekan satunya Om Junaidi. Posisinya Bapak itu ada di depan, di samping pos satpam. Tiba-tiba saat bergantian misa jemaat gereja itu, ada sepeda motor yang tiba-tiba nyelonong gitu masuk, ternyata mereka pelaku bom bunuh diri, teroris yang membawa dua bom, jadi satu sepeda motor membawa dua bom. Terus ketika meledak, bapak saya terjatuh,” cerita Aqiella.

Aqiella menyebut, saat itu dia mendapat kabar mengerikan itu dari rekan ayahnya. Dia pun hanya bisa menguatkan ibunya dan berharap sang ayah diberi keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Tiba-tiba saya dapat kabar dari rekannya Bapak saya, ‘Wah ini gereja yang dijaga sama Bapak terkena bom’. Langsung saya kaget, saya lemas, kenapa kok harus Bapak saya yang kena ya Allah. Saya nangis, saya saling menguatkan mama untuk, ‘Nggak apa-apa Ma, insyaallah, Bapak masih diberi kesempatan lagi sama Tuhan’,” ujar Aqiella.

Tak hanya mengalami kebutaan, Ipda Ahmad Nurhadi juga mengalami luka berat di bagian kaki kiri di mana tulang kakinya hancur dan luka bakar 40 persen di bagian kiri tubuh.

“Bapak tidak bisa melihat apa-apa, lalu sekujur tubuhnya panas. Jadi Bapak saya kehilangan penglihatannya, terus tulang kakinya hancur, hancur 12 senti tulang pergelangan yang sebelah kiri. Yang paling parah anggota tubuh sebelah kiri itu kena luka bakar 40 persen,” ungkap Aqiella.

Aqiella mengatakan, saat itu dia sekeluarga merasakan kepedihan mendalam atas peristiwa yang dialami ayahnya. Namun, ketabahan serta semangat Ipda Ahmad Nurhadi melanjutkan hidup menjadi kekuatan dan motivasi Aqiella untuk melanjutkan tugas ayahnya sebagai abdi negara.

“Saya sudah melihat perjuangan bapak, ini bagi saya sangat keren sekali, Jadi pengabdiannya Bapak ini bukan main-main, tapi sungguh. Bukan hanya sekadar bekerja mencari nafkah untuk keluarga, tapi mengabdi kepada masyarakat dan negara, sampai harus mengorbankan diri sendiri, taruhannya nyawa” ujar Aqiella.

Aqiella mengaku, dirinya yang sudah bertekad menjadi polwan kemudian menyampaikan pada ayahnya. Menurutnya, Ipda Ahmad Nurhadi mendukung niat Aqiella untuk melanjutkan pengabdiannya, sementara sang ibunda memasrahkan pilihan pada Aqiella.

“Bapak mendukung saya, mendukung saya dengan cita-cita saya ini untuk meneruskan perjuangannya Bapak. Kalau Ibu diserahkan kepada saya, nggak ada paksaan. Pokoknya apa pun yang saya pilih, jika itu yang terbaik, maka akan didoakan, didukung juga,” ujar Aqiella.

Jadi Casis Bintara Lewat Rekpro

Aqiella mengikuti rekrutmen Bintara Polri lewat jalur rekrutmen proaktif (rekpro). Namun, Aqiella sudah mempersiapkan fisik, mental serta kemampuan akademis sebelum proses seleksi.

“Saya ini Bintara Polri jalur rekpro, penghargaan orang tua, penghargaan terhadap Bapak. Proses rekpro dengan regular sama saja, tapi rekpro setahu saya ada kuotanya. Tesnya nggak ada yang membedakan, sama-sama wajib mengikuti semuanya mulai dari jasmani, terus psikologi dan lain-lain sama saja. Jadi saya sebelumnya sudah mulai belajar untuk tes akademik, soal-soal psikologi, sama yang pertama pasti mempersiapkan mental dulu,” jelas Aqiella.

Ia mempelajari soal-soal tes masuk Bintara Polri dari internet. Dalam persiapan tes jasmani, Aqiella giat melatih kemampuan renang, shuttle run dan lainnya.

“Belajar di internet gitu, sama persiapan fisik, latihan jasmani, lari, berenang, shuttle run kayak gitu di sela-sela sekolah,” ujar Aqiella.

Serangkaian persiapan itu dilakukan Aqiella karena peserta rekrutmen jalur rekpro tak pasti lolos jika tak memenuhi syarat.

“Nggak pasti lolos (peserta jalur rekpro), kalau dia nggak memenuhi syarat bisa nggak lolos, makanya saya juga persiapan akademis, mental dan fisik,” ungkapnya.

Ucapan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo pun, Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen. Pol. Dedi Prasetyo, Kapolda Jatim Irjen. Pol. Imam Sugianto dan Kapolrestabes Surabaya Kombes. Pol. Pasma Royce yang dinilai memberinya kesempatan mengikuti proses rekrutmen Bintara Polri.

“Bapak saya senang banget, dia seneng banget. Saya ingin mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Kapolri, Bapak Asisten SDM, Bapak Kapolda Jatim, dan Bapak Kapolrestabes Surabaya karena sudah memberikan saya kesempatan ikut di penerimaan Bintara 2.024 ini, dan juga untuk meneruskan perjuangan Bapak saya,” ungkap Aqiella.

(ay/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment