Studi: Kerja 55 Jam Lebih Per Pekan Tingkatkan Resiko Stroke

17 July 2023 - 06:45 WIB
Foto: Freepik

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang bisa berimbas pada kesehatan kardiovaskular secara signifikan. Selain itu, jam kerja berlebih juga menyebabkan kelelahan dan tekanan mental bagi karyawan.

British Medical Journal (BMJ) yang meneliti data 600 ribu orang di seluruh Eropa, Amerika Serikat, dan Australia mengungkap bekerja 55 jam atau lebih per pekan dikaitkan dengan risiko stroke sebesar 33 persen dibandingkan orang yang bekerja standar 35-40 jam.

Dokter spesialis jantung, Rajasekhar mengatakan, dampak jam kerja yang panjang terhadap risiko kardiovaskular bisa dilihat dari banyak sisi seperti paparan stres yang konstan, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan yang tak sehat, dan waktu istirahat terbatas.

"Selain itu, pola tidur yang terganggu dan kelelahan kronis yang terkait dengan jam kerja yang panjang dapat menambah risiko ini, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan jantung," ungkap Rajasekhar dikutip dari laman HealthSite, Minggu (16/7/23).

Ia menyebutkan kekhawatiran kian bertambah sebab prevalensi jam kerja yang panjang di seluruh dunia cenderung meningkat. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), diperkirakan 90 persen populasi dunia bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang.

Baca Juga:  Berikut Buah-buahan yang Baik Untuk Diberikan Pada Bayi 6 Bulan

Pandemi Covid-19 turut memperburuk situasi bagi banyak orang, karena adanya pengaturan kerja jarak jauh yang membuat batas antara kehidupan pribadi dan profesional kian samar.

Ia menjelaskan, perlu ada peningkatan kesadaran tentang potensi risiko jam kerja yang lebih panjang. Dia menyarankan pengusaha punya peran penting dalam menumbuhkan lingkungan kerja yang mendorong keseimbangan kehidupan kerja.

Tak hanya itu, perusahaan perlu menetapkan batasan jam kerja yang tepat dan mempromosikan teknik manajemen stres.

Mengembangkan budaya komunikasi positif pun akan membantu karyawan merasa lebih nyaman menangani masalah beban kerja.

Sementara, individu didorong untuk memprioritaskan kesejahteraan fisik maupun mental. Jangan hanya sibuk kerja keras, tapi juga harus menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet seimbang, tidur cukup, dan teknik pengurangan stres.

"Pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu memantau tanda-tanda awal masalah kardiovaskular dan mencegah potensi komplikasi," tandasnya.

(sy/hn/um)

Share this post

Sign in to leave a comment