Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Seiring bertambahnya usia beberapa bagian otak akan menyusut, aliran darah dapat berkurang dan beberapa sel saraf mungkin tidak bekerja secara efisien. Apalagi, kesehatan otak begitu penting seiring bertambahnya usia. Otak yang tajam dapat membuat seseorang mandiri lebih lama saat memasuki babak baru kehidupan.
"Ini mungkin terdengar klasik, tetapi jika menyangkut kesehatan otak tidak ada pengganti yang lebih baik dari diet sehat, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi stres," ungkap Pakar medis, dr Mike Bohl, diilansir dari suara.com, Senin (17/4/23).
Mike Bohl juga menambahkan lima kebiasaan harian yang buruk bagi otak, diantaranya:
1. Tidak Cukup Tidur
Sangat penting untuk memiliki tidur yang cukup. Tidur berkualitas mampu mengisi ulang dan memulihkan pikiran. Jika tidak mendapatkan cukup istirahat, seseorang mungkin akan menjadi pelupa, mudah tersinggung, depresi, atau sering jatuh.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Prediksi Peningkatan Arus Mudik Mulai Tanggal 18-21 April 2023
2. Minum Alkohol
Salah satu kebiasaan buruk bagi otak adalah mengonsumsi alkohol. Otak dapat dikompromikan dengan minum terlalu banyak bir, anggur, atau koktail. Minum alkohol dapat mempersulit area otak yang bertanggung jawab atas ingatan, keseimbangan dan ucapan, untuk melakukan pekerjaan otak secara efektif. Ini dapat meningkatkan risiko menderita cedera atau risiko kesehatan lainnya.
3. Tidak Bersosialisasi
Mempertahankan lingkaran sosial yang baik ternyata sangat penting untuk kesehatan otak. Bersosialisasi membuat otak tajam dan meningkatkan fungsi kognitif.
4. Kurang Bergerak
Sederhananya, gaya hidup tidak aktif tidak baik untuk kesehatan secara keseluruhan dan kesehatan otak.
5. Stres
Stres yang terus-menerus dan penyakit medis lainnya dapat berdampak negatif pada otak. Menurut Premier Neurology Center, berada dalam keadaan stres yang konstan akan secara teratur mengaktifkan pusat rasa takut di otak. Tingkat kortisol akan meningkat secara teratur, yang dapat menyebabkan masalah lain dengan tidur, pencernaan, dan sistem kekebalan.
Stres sebenarnya dapat mengubah struktur otak, membunuh sel-sel baru di otak dan membuat berisiko lebih besar menderita penyakit mental.
(ek/pr/um)