Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Otak merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia. Organ ini memiliki peranan yang sangat penting, mulai dari mengatur ingatan, mood, motorik tubuh, hingga fungsi-fungsi organ lainnya.
Karenanya, penting untuk senantiasa menjaga kesehatan otak. Bila fungsinya menurun, maka dapat menyebabkan gangguan yang menghambat aktivitas, seperti pikun, demensia, dan bahkan alzheimer.
Menjaga kesehatan otak sebenarnya tidaklah sulit. Faktanya, kesehatan otak amat dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola makan yang dijalani sehari-hari.
Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (8/2/24), berikut sederet hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan otak, antara lain:
1. Perbanyak konsumsi makanan berserat
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan otak. Sebab, makanan mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan otak, salah satunya adalah serat.
Baca Juga: Polda Sulsel Agendakan Dzikir dan Doa Kebangsaan
Ahli nutrisi dari Universitas Harvard, dr. Uma Naidoo mengatakan, serat dapat membantu kita terhindar dari risiko depresi. Serat dapat dengan mudah diperoleh dari makanan nabati, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh (whole grains).
"Langkah pertama yang mudah adalah dengan menambahkan serat dalam makanan sehari-hari," ujar dr. Naidoo.
2. Rutin berolahraga
Olahraga biasanya diasosasikan dengan kesehatan fisik. Namun, pakar neurobehavior dan neuropsikiatri dari Weill Cornell Medical Center, dr. Silky Pahlajani, mengatakan, aktivitas yang baik untuk kardiovaskular juga memberikan efek yang sama terhadap otak.
"Apapun yang dapat memacu detak jantung setidaknya selama 30 menit, empat sampai lima kali dalam seminggu, baik untuk kesehatan otak. Olahraga tidak hanya meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, tapi juga merangsang pelepasan berbagai zat kimia yang dapat melindungi otak," ujarnya.
3. Tidur yang cukup dan berkualitas
Kualitas dan waktu tidur juga menjadi hal sederhana yang dapat memengaruhi kesehatan otak. Penulis buku The Age-Proof Brain: New Strategies to Improve Memory, Protect Immunity, and Fight Off Dementia, dr. Marc Milstein, mengatakan orang-orang dengan gangguan tidur, seperti sleep apnea, memiliki risiko tinggi mengalami penurunan ingatan 10 tahun lebih cepat.
"Bagi kebanyakan orang, otak yang sehat membutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam," terangnya.
4. Belajar kemampuan baru
Permainan puzzle seperti teka-teki silang atau sudoku memang dapat membantu otak agar tetap terasah. Namun, dr. Pahlajani mengatakan, bermain puzzle saja tidak cukup untuk benar-benar melatih otak.
"Jika Anda membayangkan otak sebagai sebuah otot, maka ia juga membutuhkan lebih dari satu jenis latihan. Itu artinya mempelajari sesuatu yang baru, baik itu instrumen, bahasa, ataupun permainan kartu yang baru," jelasnya.
Dr. Pahlajani menambahkan, kunci yang paling penting adalah melakukan sesuatu yang belum terlalu dikuasai, sehingga saraf otak akan membentuk koneksi-koneksi baru.
5. Jaga kolesterol dan tekanan darah tetap stabil
Kolesterol dan tekanan darah tinggi dapat memicu gangguan pada otak. Ia mengatakan, tekanan darah tinggi dapat melemahkan otot jantung dan membuatnya tidak bisa memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh dengan efektif. Akibatnya, suplai darah dan oksigen ke otak bisa terganggu.
Di sisi lain, kolesterol juga menjadi faktor penting yang memengaruhi kesehatan otak dan sistem saraf. The American Heart Association menyarankan agar setiap orang melakukan pengecekan kolesterol setiap empat hingga enam tahun sekali.
6. Luangkan waktu untuk 'hang out'
Kumpul bersama teman-teman atau keluarga juga menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan otak. dr Pahjalani mengungkapkan sosialisasi dan interaksi dapat mendorong terbentuknya neuroplastisitas.
Neuroplastisitas adalah konsep yang merujuk kepada kemampuan otak dan sistem saraf untuk berubah secara struktural dan fungsional sesuai dengan input dari lingkungan.
Sederhananya, otak dapat terus berubah dan beradaptasi sesuai dengan pengalaman hidup yang dialami.
"Bersosialisasi dapat merangsang otak kita untuk membuat koneksi baru dan tetap sehat," tuturnya.
7. Hindari rokok
Ia menuturkan, orang yang merokok memiliki risiko 30 persen lebih tinggi mengidap demensia dibanding non-perokok. Risiko yang sama juga menghantui secondhand (orang yang menghirup asap rokok) dan thirdhand smoker (orang yang terpapar zat kimia rokok yang menempel di baju atau barang-barang sekitar).
(sy/pr/nm)