Kementerian Kesehatan Telah Menyiapkan 1.500 Reagen Uji Sampel Penyakit Cacar Monyet

30 July 2022 - 03:36 WIB

Tribratanews.co.id – Jakarta. Menteri Kesehatan Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., mengatakan, pemerintah sudah mendatangkan 1.500 reagen untuk dibagikan ke berbagai laboratorium, untuk proses deteksi dan pencegahan penyakit cacar monyet (monkeypox). 

"Reagennya beda dengan Covid-19. Reagennya kan kita ada 500, kemarin ada sembilan yang sudah dipakai, kita tambah lagi 1.000. Jadi total ada 1.500 yang akan kita distribusikan ke lab-lab seluruh Indonesia," jelas Menteri Kesehatan.

Kementerian Kesehatan terus menggiatkan surveilans yang bagus dan memaksimalkan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi dan mencegah penyakit cacar monyet.

Sampai saat ini terdapat 1.100 laboratorium di Indonesia yang bisa digunakan untuk pemeriksaan uji sampel cacar monyet. Sedangkan soal vaksin cacar monyet.

Menurut Menteri Kesehatan Indonesia sampai saat ini tidak ada pasien di Indonesia yang terkonfirmasi positif mengidap cacar monyet. Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen dari sembilan pasien dengan status suspek cacar monyet di Indonesia seluruhnya negatif. Untuk mendukung antisipasi penilaran serta melakukan uji sampel penyakit cacar monyet, pemerintah menyiapkan 2 laboratorium khusus.

"Pemerintah telah mempersiapkan komponen yang diperlukan dalam usaha deteksi awal penyakit cacar monyet,", ucap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., PhD.

"Seperti penunjukan dua laboratorium untuk uji sampel, yakni Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata di Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infensi Prof. dr. Sri Oemijati di Jakarta," jelasnya. 

Khususnya, mengenai bagaimana penyakit ini dapat menular, risiko kondisi yang dapat tertular dan cara terhindar dari penyakit cacar monyet. 

"Masyarakat juga selalu diimbau untuk menerapkam pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya perlindungan mandiri terhadap potensi penularan penyakit itu," tegas Ahli Kebijakan Kesehatan Guru Besar di Universitas Indonesia.

Sumber : kompas

Share this post

Sign in to leave a comment