Fatal, Peneliti Temukan Hubungan Bakteri Usus dengan Penyebab Serangan Jantung

17 July 2023 - 22:00 WIB
Foto: Ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sejumlah peneliti menemukan hubungan antara tingkat bakteri tertentu yang hidup di usus dan plak aterosklerosis koroner, yang dibentuk oleh penumpukan timbunan lemak dan kolesterol. Ini merupakan penyebab utama serangan jantung.

Peneliti di Uppsala and Lund University di Swedia menganalisis bakteri usus dan pencitraan jantung di antara 8.973 partisipan berusia 50 hingga 65 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Circulation ini mengungkapkan bahwa bakteri mulut, terutama spesies dari genus Streptococcus, dikaitkan dengan peningkatan terjadinya plak aterosklerotik pada arteri kecil jantung ketika berada dalam flora usus.

"Spesies dari genus Streptococcus merupakan penyebab umum pneumonia dan infeksi pada tenggorokan, kulit, dan katup jantung," ungkap Profesor Epidemiologi Molekuler di Uppsala, Tove Fall dikutip dari laman Siasat Daily, Senin (17/7/23).

"Kami sekarang perlu memahami apakah bakteri ini berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis," sambungnya.

Baca Juga:  Menkes Golongkan Aspartam Sebagai Bahan Baku Kimia Yang Perlu di Batasi Konsumsinya

Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki hubungan antara mikrobiota usus dan penumpukan timbunan lemak di arteri jantung. Sejumlah besar sampel dari pencitraan jantung dan flora usus memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan baru.

"Di antara temuan kami yang paling signifikan, Streptococcus anginosus dan Streptococcus oralis subsp. oralis adalah dua yang terkuat," ujar penulis utama dari Uppsala University, Sergi Sayols-Baixeras.

Tim peneliti juga menemukan beberapa spesies yang terkait dengan penumpukan timbunan lemak di arteri jantung terkait dengan tingkat spesies yang sama di mulut. Hal ini diukur dengan menggunakan sampel feses dan air liur.

Tak hanya itu, bakteri ini dikaitkan dengan penanda peradangan dalam darah, bahkan setelah memperhitungkan perbedaan pola makan dan pengobatan antara partisipan yang membawa bakteri dan yang tidak.

"Kami mulai memahami bagaimana inang manusia dan kumpulan bakteri di berbagai kompartemen tubuh saling memengaruhi satu sama lain. Kita sekarang perlu menyelidiki apakah bakteri ini merupakan pemain penting dalam perkembangan aterosklerosis," pungkasnya.

(sy/hn/um)

Share this post

Sign in to leave a comment