Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Perwakilan pemerintah Indonesia dan Malaysia membahas perkembangan terkini perekonomian, perdagangan, industri dan investasi di Mesir, serta upaya meningkatkan volume ekspor ke Mesir dan upaya bersama menjajaki perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Mesir (ASEAN-Egypt Free Trade Agreement/AEFTA).
Atase Perdagangan KBRI Kairo M Syahran Bhakti menekankan pentingnya peningkatan kerja sama ASEAN dengan Mesir di bidang perdagangan dan investasi. Hal itu ia kemukakan saat menerima kunjungan kehormatan Trade Commissioner of Malaysia Raphy Md Radzi dan Senior Marketing Manager Kantor Perdagangan Kedubes Malaysia Ghada Fayek di KBRI Kairo.
"Mesir sebagai mitra bisnis strategis dan saudara tua bagi Indonesia dan Malaysia, produk-produk Indonesia dan juga Malaysia sebagai produk penunjang industri bagi Mesir dan bukan sebagai produk pesaing," ujar Atase Perdagangan KBRI Syahran dalam keterangan tertulis, Selasa (12/3/24).
Baca Juga: Dirlantas Polda Sulsel ungkap Pelaksanaan Operasi Pallawa di Sulsel Dinilai Masih Aman
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya optimisme dalam berbisnis dengan Mesir, termasuk melakukan pendekatan agar penggunaan mata uang lokal Indonesia dan Malaysia dalam transaksi dengan Mesir dapat diangkat dalam pembahasan di Bank Sentral Mesir.
Hingga saat ini usulan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangannya dengan India, China, dan Rusia, sedang di tahap pembahasan dengan Bank Sentral Mesir dan serta pihak perbankan Mesir.
"Langkah Mesir ini merupakan bagian dari arahan umum pemerintah untuk mengurangi tekanan dan permintaan terhadap dolar AS," ujar Atase Perdagangan KBRI Syahran.
Sementara itu, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kairo Tennike menyebut Indonesia telah melebarkan sayap investasi di Mesir dengan hadirnya pabrik mi instan Indomie dengan nama Salim Wazaran Abu Alata.
Mesir pun telah berinvestasi di Indonesia dengan kehadiran perusahaan kabel El Sewedy dan perusahaan kopi Golden Coffee Company. Menurut dia, negara-negara ASEAN dapat memberdayakan kerja sama dagang dengan Mesir untuk mendapatkan akses ke pasar Eropa dan Afrika.
Koordinator Tennike menjelaskan rencana Indonesia untuk menggelar Indonesia-Africa Forum yang akan diselenggarakan pada Agustus 2024, dan diharapkan dapat memberikan hasil konkret bagi peningkatan hubungan ekonomi-perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika termasuk Mesir.
(ndt/hn/nm)