Tribratanews.polri.go.id - Sumbar. Entah apa yang dipikirkan para teroris kelompok NII di Sumatra Barat, saat merekrut anak-anak untuk melakukan tindakan terorisme.
Ini sebagai tidak berperikemanusiaan, langkah ini juga tindakan gila, karena mengajarkan anak-anak pada aksi kekerasan, membunuh orang lain atau jika perlu melakukan bunuh diri.
Pasti hanya mereka yang biadab bisa melakukan ini, tanpa perasaan bersalah. Membawa masa depan anak-anak kepada kehancuran.
Menurut pengamat komunikasi, Rahmat Edi Irawan, harusnya masyarakat di Sumatra Barat bersuara lantang menolak adanya teroris yang membujuk anak-anak menjadi bagian dari kelompok mereka. Masyarakat bahkan harus terus mensosialisasikan bahayanya teroris yang mendekati anak-anak untuk masuk dalam lingkaran mereka.
Bahkan jika perlu ada tindakan tegas sikap menentang langkah perekrutan anak-anak dalam teroris. Karena apa pun dalihnya, aksi ajaran kekerasan sendiri bertolak belakang dengan ajaran agama.
Apapun alasannya, langkah teroris yang melibatkan anak-anak seakan menunjukkan bahwa kelompok teros tersebut, sudah mulai kehabisan akal dalam proses regenerasi internal mereka. Jika mereka berusaha masuk ke anak-anak, berarti inilah saat yang tepat untuk benar-benar melumpuhkan mereka. Memang sudah selayaknya mereka tidak lagi ada di bumi Indonesia.