Wujudkan Percepatan Penurunan Stunting, Menteri PPPA Dukung Peran Strategis Dharma Wanita Persatuan

30 July 2022 - 21:12 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan, isu kesetaraan gender serta isu perempuan dan anak lainnya saling berkaitan satu sama lain, salah satunya isu tumbuh kembang anak usia dini yaitu stunting. Stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah karena dampaknya yang berkepanjangan sehingga diperlukan intervensi berkelanjutan dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia. Perlu disadari, dalam menyelesaikan isu stunting dibutuhkan kerja sama dari berbagai macam sektor pembangunan.

“Untuk mencetak generasi emas dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, sangatlah penting bagi kita memberi perhatian pada tumbuh kebang anak dalam seribu (1000) hari pertama masa kehidupannya sejak dalam masa kandungan. Di masa ini, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek, yang menentukan kualitasnya di masa depan. Karena itu, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai program prioritas yang perlu dicegah dan ditangani,” ujar Menteri PPPA pada Webinar Peran Strategis Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dalam Pencegahan Stunting, Kamis (28/7).

Menteri PPPA menuturkan, penyebab stunting pada anak sangatlah kompleks dan berlapis. Meskipun secara umum penyebab utama kurangnya gizi pada ibu dan anak adalah kurangnya asupan makanan bergizi serta penyakit, faktor sosio-kultural, ekonomi, politik, dan kesetaraan gender pun turut mendasari penyebab terjadinya stunting. Perkawinan usia anak, kemiskinan, kekerasan berbasis gender (KBG), hingga ketimpangan gender dalam mengakses pendidikan, layanan kesehatan, serta sumber daya lainnya terhadap perempuan menjadi bagian yang mempengaruhi resiko stunting.

“Menjadi penting untuk kita sadari bahwa menyelesaikan isu stunting tidak akan dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan semata. Seluruh sektor pembangunan harus bekerja sama dalam menyelesaikan isu stunting serta isu-isu ketidaksetaraan gender serta isu perempuan dan anak lainnya yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga, pengasuhan anak yang berkualitas dan dilakukan secara setara menjadi kunci utama untuk mencegah stunting,” tutur Menteri PPPA.

Lebih lanjut, Menteri PPPA mengutarakan harapan kepada DWP, sebagai organisasi perempuan yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia maupun luar negeri, untuk turut bergerak aktif dalam menyuarakan, menyosialisasikan, dan mempraktikan upaya-upaya pencegahan stunting dalam kehidupan bermasyarakat serta percepatan penurunan stunting di Indonesia demi mewujudkan cita-cita mulia Indonesia Layak Anak (IDOLA) Tahun 2030 dan Indonesia Emas Tahun 2045.

Ketua Umum DWP, Erni Tjahyo Kumolo melalui sambutannya menyampaikan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal tersebut dikarenakan anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, tetapi terganggu juga perkembangan otaknya, yang akan sangat berpengaruh pada kemampuan dan prestasi, serta produktifitas dan kreativitas di usia produktif.

“Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting adalah perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi dan akses air bersih, serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, kita harus senantiasa saling mendukung dan saling membantu, bersinergi dan bersatu, serta bersama-sama wujudkan kepedulian untuk turut serta berupaya mencegah stunting demi generasi masa depan bangsa Indonesia yang lebih berkualitas,” ujar Erni.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Rizal M. Damanik menjelaskan upaya pencegahan stunting yang dilakukan bekerjasama dengan Kementerian Agama dengan mengedukasi dan memberikan bimbingan pada calon pengantin pada tiga (3) bulan sebelum pernikahan. Selain itu, menggerakkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk membantu memonitor perkembangan usia kehamilan dengan terus menyosialisasikan tentang asupan gizi yang baik, serta fokus pada ibu menyusui mengenai pentingnya ASI Eksklusif selama enam (6) bulan masa kelahiran sebelum dilanjutkan dengan makanan pengganti asi ibu (MPASI).

Di kesempatan yang sama, Ahli Gizi, Moesijanti Y.E. Soekatri, menekankan pentingnya perbaikan pola makan baik dari segi jumlah dan kualitas gizi sebagai pencegahan stunting, dengan memberikan MPASI sesuai pada waktunya yaitu pada anak berusia enam (6) bulan, serta Ketua 3 DWP Pusat, Ninuk Triyanti Zudan, memaparkan peran strategis Dharma Wanita Persatuan (DWP) dalam mendukung program penurunan stunting.


Sumber : kemenpppa.go.id


in PPPA

Share this post

Sign in to leave a comment