Rentan Terhadap Radikalisme, PPPA Mendorong Literasi Digital Pada Anak

13 December 2025 - 11:00 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Ratna Susianawati, S.H., M.H., mengatakan teknologi berdampak besar pada kerentanan anak terhadap radikalisme. Penggunaan internet dan sosial media tanpa pengawasan menjadi pintu masuk utama penyebaran paham tersebut.

Dalam kesempatannya, ia mengatakan dalam upaya membentengi anak dari dampak negatif teknologi tersebut diperlukannya literasi digital. Dengan upaya tersebut, anak-anak dapat memperoleh hal yang positif dari kemajuan teknologi.

Literasi digital memberikan edukasi kepada anak-anak agar mengerti konten-konten yang terdapat di internet. Hal tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan sesuai dengan harapan.

"Karena anak juga mendapatkan apa yang dia lakukan itu dari sosial media. Dari media sosial yang dia akses sendiri yang kemudian itu ditiru kemudian dilakukan kejadiannya seperti kemarin," ujarnya, dilansir dari laman RRI, Jumat (12/12/25).

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, mengatakan perlindungan anak merupakan hal yang tak bisa ditawar. Ia mengatakan Kementerian PPPA berkomitmen dalam memperkuat implementasi Sekolah Ramah Anak.

“Kami menegaskan tidak ada toleransi terhadap segala bentuk ancaman yang membahayakan anak. Karena itu, pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat perlu memperkuat kewaspadaan dan memastikan sistem perlindungan anak berjalan tanpa celah,” jelasnya.

Kementerian PPPA juga menyediakan layanan sapa 129 yang dapat diakses selama 24 jam. Layanan ini memberikan ruang aksesbilitas bagi siapapun yang menjadi korban kekerasan.

(fa/hn/rs)

in PPPA

Share this post

Sign in to leave a comment