Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebut jika Telegram dan WhatsApp menjadi sarana penyebaran informasi tidak terverifikasi. Hal ini ia temukan setelah mempelajari dinamika yang terjadi pada pemilu di Brazil 2022 lalu.
"Terjadi disinformasi atau hoaks yang menyerang kedua capres sehingga terjadi polarisasi, mulai dari isu anti agama, korupsi, deforestasi amazon, kanibalisme, dan sebagainya," ujar Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit dalam Rapim Polri-TNI 2023 pada Rabu (8/2/2023).
Baca juga : Kapolri Sebut Ada 6 Variabel Indeks Potensi Kerawanan Pemilu-Pilkada 2024
Melihat dari insiden tersebut, Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit menyebut edukasi politik penting dilakukan. Selain itu, langkah cooling system juga harus dilakukan, di mana siapa pun yang terpilih, persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga.
Selain itu, Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit juga memerintahkan adanya mitigasi terhadap disinformasi atau hoaks di media, serta menjaga integritas, profesionalitas, netralitas dan wibawa penyelenggara pemilu.
"Kita harus bergerak bersama, dari pusat hingga daerah, dengan dukungan dari seluruh elemen bangsa," ujar Kapolri Jenderal. Pol. Listyo Sigit.
(ndt/af/hn/um)