Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kepala BNPT RI Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si., menyoroti pesan bermuatan ideologi kekerasan dalam derasnya arus informasi yang masuk melalui internet. Banjirnya pesan bermuatan ideologi kekerasan tersebut dapat memberi pengaruh kontraproduktif, terutama kepada generasi muda.
"Sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi berbagai informasi yang masuk ke seluruh lapisan masyarakat, baik secara langsung, secara offline atau luring, maupun online atau daring. Ideologi ini masuk, karena sekarang sel-sel yang membangun ideologi kekerasan bukan hanya dengan kegiatan terbuka," jelas Kepala BNPT RI dilansir dari laman antaranews, Senin (17/7/23).
Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengatakan interaksi online atau daring yang belakangan menjadi tren arus utama, terutama pada masa pandemi COVID-19, dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis untuk melakukan radikalisasi daring.
Baca Juga: Densus 88 AT Polri Rangkul Mantan Napiter Melalui Turnamen Olahraga Futsal
"Tiga tahun masa pandemi kita lebih banyak menggunakan interaksi sosial online. Ternyata ini dimanfaatkan dengan menggunakan radikalisasi online yang disebut dengan online radicalization," ungkap Kepala BNPT.
Kepala BNPT menambahkan, kelompok paling banyak meningkat terpaparnya adalah pemuda, perempuan, dan anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi pihak yang berkepentingan untuk membangun public awareness atau kesadaran publik.
“Seluruh jajaran BNPT diminta terus kreatif, terus masif untuk membangun kesadaran publik, baik secara luring turun ke lapangan, maupun daring, sehingga Indonesia yang harmoni dapat terwujud. Gunakan berbagai macam platform digital untuk membangun kesadaran publik agar menolak apa pun itu ideologinya, yang mengajarkan tentang kekerasan, yang mengajarkan tidak bisa menerima perbedaan, yang mengajarkan untuk membenci sesama ke kelompok, apalagi membenci pemerintah, menentang ideologi kita," tutupnya.
(bg/pr/um)