Inovasi Pengelolaan Wisata Ala Pura Tirta Empul, Berkualitas dan Lebih Cuan

24 May 2024 - 12:00 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Badung, 24 Mei 2024 – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi program "Quantum Temple-Water Civilization" yang diluncurkan pada April 2024 di Pura Tirta Empul. Program ini dikatakannya memberikan dampak pada peningkatan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

"Terjadi peningkatan kunjungan juga peningkatan pendapatan (cuan). Ini didorong oleh penggunaan inovasi dan teknologi yang fokus kepada pelestarian budaya. Ini menjadi upaya untuk memastikan Pura (Tirta Empul) terjaga kelestariannya untuk generasi mendatang," ujar Menparekraf Sandiaga saat hadir pada acara "Water Civilization Impact to Cultural Heritage Preservation" di , Bali, Rabu (22/5/2024).

Program "Water Civilization" merupakan perpaduan instalasi, pameran digital, dan pembinaan pramuwisata Desa Adat Manukaya Let (desa lokasi Pura Tirta Empul) yang didukung infrastruktur tiket berbasis blockchain. Program ini menjadi sebuah pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah minimnya pendapatan pariwisata yang beredar di ekonomi lokal.

Melalui program ini, wisatawan menjadi lebih paham tentang Pura Tirta Empul yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Wisatawan juga diperkenalkan prosesi Melukat yang unik, yang melibatkan komunitas lokal.

"Jadi ini yang menurut saya menunjukkan bahwa pariwisata jika dikelola dengan prinsip regeneratif bukan hanya menciptakan pekerjaan lebih banyak, tapi juga lebih berkualitas dan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan ini sudah menjadi salah site visit yang kita tawarkan pada World Water Forum," jelas Menparekraf Sandiaga.

Sejak diluncurkan sekitar 1,5 bulan lalu, wisatawan yang berpartisipasi telah mencapai lebih dari 500 serta membuka penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja bagi komunitas lokal.

"Tadi sudah kita bicarakan agar ini bisa menjadi benchmark ke situs-situs lain. Bukan hanya di Bali tapi seluruh Indonesia sehingga tercipta kemitraan dan peningkatan dari dampak pariwisata yang lebih berkelanjutan," ujar Menparekraf Sandiaga.

Kembangkan Potensi Lokal
Sementara pendiri dan CEO Quantum Temple Linda Adami mengatakan saat pramuwisata asli Desa Manukaya Let telah menerima pelatihan dan pengembangan keterampilan ala perhotelan, akan mampu mengembangkan berbagai potensi untuk kemudian meningkatkan perekonomian yang lebih baik.

"Pelatihan yang diberikan memungkinkan para pramuwisata Manukaya Let untuk terus menjaga pengetahuan yang didapatkan dari generasi ke generasi, serta terus membagikan pengetahuan yang komprehensif tentang sejarah Tirta Empul dan prosesi melukat yang baik bagi wisatawan dalam negeri dan internasional," ujar Linda.

Saat ini, pramuwisata binaan Quantum Temple sudah mampu melayani dan menjangkau turis mancanegara dari Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.

Linda mengatakan, pihaknya juga akan memperluas program ke situs budaya lainnya di Indonesia. Perluasan akan dimulai di situs-situs lain di Kabupaten Gianyar, Labuan Bajo, dan Borobudur.

Manajer Operasional Quantum Temple Dewa Noproyasa mengatakan pramuwisata asli dari Desa Adat Manukaya Let memperoleh pendapatan stabil yang setidaknya tiga kali lebih tinggi dari upah minimum.

"Juga terhadap operasional pura. Program tersebut mampu membuka manajemen antrean yang lebih baik dan perilaku pengunjung juga lebih tertib selama ritual Melukat," kata Dewa.

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo.

(ta/pr/nm)

in

Share this post

Sign in to leave a comment