Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mengenalkan teknologi tangga ikan atau fishway sebagai solusi untuk mempertahan biodiversitas ikan air tawar dari hambatan infrastruktur melintang sungai dalam kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali.
"Tangga ikan memfasilitasi ikan agar dapat bermigrasi dari hilir ke hulu maupun sebaliknya," ujar Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo, Senin (6/5/24).
Tangga ikan merupakan teknologi infrastruktur air sebagai inovasi dalam upaya merestorasi dan konservasi sumberdaya ikan yang menurun akibat bangunan melintang sungai, seperti bendung maupun bendungan untuk pembangkit listrik, irigasi, hingga penyediaan air bersih.
Kepala Arif menuturkan pembangunan infrastruktur melintang sungai memiliki peran penting dalam peningkatan ketahanan pangan dan penyediaan energi listrik.
Bagi biota spesies sungai, seperti ikan, infrastruktur bendung maupun bendungan menghambat mereka dalam melakukan migrasi dari hilir maupun hulu sungai dan sebaliknya untuk pemijahan serta berkembang biak.
Baca Juga: Polda Jateng Gelar Kegiatan Trabas Kamtibmas
"Tangga dibangun pada bagian sisi kanan atau kiri bangunan melintang sungai, seperti bendung dan bendungan," ujar Kepala Arif.
Tangga ikan merupakan saluran yang memiliki sekat-sekat di dalamnya dengan desain dimensi yang sudah diperhitungkan untuk mengatur pola aliran air, seperti kecepatan dan turbulensi yang disesuaikan dengan kondisi ikan lokal yang ada di sungai.
Kelebihan aliran sungai akan mengalir di dalam saluran tangga ikan dan ikan yang bermigrasi dari hilir ke hulu sungai (upstream migration) akan menemukan pintu masuk atau entrance fishway di bagian hilir bendung.
Kemudian, ikan melewati tiap-tiap sekat pada saluran tangga ikan dan keluar melalui pintu keluar atau exit fishway dan melanjutkan migrasi ke hulu sungai, begitupun sebaliknya untuk ikan yang bermigrasi ke hilir atau laut (downstream migration).
Selain berfungsi untuk menjaga konektivitas sungai, teknologi tangga ikan juga memiliki dampak positif bagi perlindungan populasi ikan yang hidup di sungai. Dengan demikian, biodiversitas dan jumlah ikan dapat terus terjaga.
"Populasi ikan yang terjaga akan berdampak positif bagi ketersediaan pada sumber daya protein dari sungai bagi masyarakat sekitar sungai," jelas Kepala Arif.
Lebih lanjut, ia berharap semua bangunan melintang sungai, baik bendung maupun bendungan baru yang akan dibangun di Indonesia bisa dilengkapi dengan tangga ikan.
Sejumlah negara di Benua Eropa, Amerika, dan Australia, teknologi tangga ikan sudah diterapkan untuk merestorasi populasi ikan sungai.
Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Laos, Myanmar, dan Kamboja, kesadaran pembangunan tangga ikan untuk menjaga populasi ikan juga mulai meningkat.
Saat ini Indonesia punya empat bendung atau bendungan yang sudah dilengkapi dengan tangga ikan.
(ndt/hn/nm)