Tribratanews.polri.go.id - Jayapura, 12 Agustus 2024- Mengusung tema pencegahan radikalisme dan intoleransi, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigjen Pol. Patrige Renwarin, S.H., M.Si., memimpin kegiatan pembinaan penanggulangan radikalisme dan intoleransi kepada Pegawai Negeri Polri tahun anggaran 2024. Acara yang diadakan di Ballroom Hotel Maxone, Jayapura, ini menghadirkan sejumlah tokoh agama serta pemateri dari berbagai instansi.
Wakapolda Papua dalam sambutannya menegaskan pentingnya pencegahan radikalisme dan intoleransi di lingkungan Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. "Jika intoleransi dan radikalisme tidak dicegah bersama, terutama oleh kita yang berada di garis depan sebagai anggota TNI dan Polri, maka empat Pilar Kebangsaan yang menjadi fondasi negara kita akan runtuh,” ujar Brigjen Renwarin.
Baca Juga: 64 Orang Asli Papua menjalani Pendidikan Tamtama di SPN Polda Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2024
Acara ini turut dihadiri oleh Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Yosi Muhamartha, serta para Pejabat Utama (PJU) dan Kepala Bagian (Kabag) SDM Jajaran Polda Papua. Para pemateri yang hadir termasuk Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Ketua Bidang Fatwa MUI Provinsi Papua, dan Kasatgaswil Papua Densus 88 AT Polri, Kombes Pol. I Putu Gede Surya Putra Mustika, beserta tokoh agama Kristen dan Hindu.
Dalam paparannya, Brigjen Renwarin juga menekankan bahaya besar yang muncul jika TNI dan Polri mulai disusupi oleh agen-agen atau kelompok radikal. "Kekuatan kita sebagai institusi keamanan negara akan melemah secara perlahan," ujarnya. Ia juga menyoroti kesalahpahaman umum yang sering mengaitkan radikalisme dengan agama tertentu, khususnya Islam. "Radikalisme bukan hanya terkait dengan satu agama. Banyaknya kasus yang melibatkan umat Muslim menimbulkan kesalahpahaman ini, dan hal ini perlu kita luruskan bersama," tambahnya.
Wakapolda berharap agar TNI dan Polri dapat terus memperkuat kerjasama tim dalam menghadapi berbagai ancaman di masa depan. Ia mengingatkan seluruh anggota untuk waspada terhadap rekan-rekan yang menunjukkan perilaku mencurigakan dan segera mengambil tindakan untuk mencegah infiltrasi radikalisme. "Kita adalah benteng terakhir yang menjaga keutuhan bangsa dan negara," tutup Brigjen Renwarin dengan suara tegasnya.
Kegiatan pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya radikalisme dan intoleransi di kalangan Pegawai Negeri Polri, sehingga dapat terwujud lingkungan kerja yang aman dan kondusif.
(ta/hn/nm)