Tribratanews.polri.go.id - Jayapura. Tokoh Adat Papua, Max Ohe, mengajak masyarakat Papua untuk tidak terprovokasi oleh ancaman boikot Pemilu. Max Ohe menegaskan bahwa Pemilu adalah pesta demokrasi yang penting untuk memajukan Bumi Cenderawasih., Minggu (11/2/24).
Max Ohe menjelaskan bahwa Pemilu 2024 di Papua melibatkan orang Papua dari berbagai kalangan, termasuk tua, muda, dan perempuan, yang banyak mengambil bagian sebagai calon legislatif (Caleg) di berbagai tingkatan pemerintahan.
Max Ohe juga mengatakan bahwa perlunya memberikan apresiasi kepada para Caleg yang telah berpartisipasi, mengakui bahwa mereka membawa kebaikan untuk kemajuan tanah Papua. Kehidupan adat bukanlah hambatan bagi kemajuan, melainkan sebagai bagian dari identitas masyarakat Papua. Sehingga Dia mendorong partisipasi dalam mendukung suksesnya Pemilu 2024.
Max Ohe menambahkan bahwa kelompok atau pihak yang menolak Pemilu dengan cara boikot dapat merugikan tanah Papua, dan mengajak masyarakat untuk tidak terlibat dalam upaya tersebut.
Terkait hal tersebut, Kapolda Papua, Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri, S.I.K., M.H., menginformasikan bahwa pihaknya telah menggelar berbagai kegiatan dalam rangka cooling system 2023-2024, seperti KKR, Doa Lintas Agama, Jumat dan Minggu berkah. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun persatuan dan kesatuan, serta menjaga agar Pemilu berlangsung dengan damai, sejuk, dan tanpa polarisasi serta isu negatif.
Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri menegaskan bahwa kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mencegah penyebaran hoaks, polarisasi, dan black campaign yang dapat mengganggu ketertiban dan suasana damai selama proses Pemilu.
"Komitmen untuk menjaga stabilitas, persatuan, dan ketertiban dalam menghadapi Pemilu 2024 di Papua harus kita jaga bersama," tutup Kapolda Papua.
(ri/pr/nm)