Tema Polri Presisi, Kapolda Aceh Wakili Kapolri Jadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional Universitas Muhammadiyah Sumut

19 February 2021 - 11:33 WIB
Tribratanews.polri.go.id-Bandaaceh. Kapolda Aceh Irjen Pol Drs. Wahyu Widada, M. Phil, mewakili Kapolri menjadi Keynote Speaker pada kegiatan Seminar Nasional yang dilaksanakan Universitas Muhammadiyah Sumut dengan tema “Polri Presisi dan Harapan Masyarakat” di ruang kerja Kapolda Aceh, Kamis (18/02/21)

Dalam seminar secara Zoom tersebut Kapolda Aceh menggambarkan posisi Indonesia saat ini yang berada dalam dinamika sosial, politik dan ekonomi global di antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Timur Tengah.

Kapolda juga menjelaskan tentang instabilitas ekonomi dunia sebagai dampak dari krisis ekonomi global 2008 dan pandemi Covid-19, perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang menyebabkan keadaan Global Borderless mengarah pada kejahatan siber transnasional, fenomena terorisme dan paham radikalisme di berbagai belahan dunia rentan mengarah ke Indonesia.

“Kejahatan Siber, radikalisme, dan jaringan peredaran narkoba internasional yang berbasis di timur tengah bisa saja menyasar Indonesia,” jelas Kapolda Aceh.

Kapolda Aceh juga menyinggung beberapa persepsi dan isu yang selama ini berkembang di lingkungan sosial dan menyoroti kinerja Polri.

“Tentu saja itu akan menjadi perhatian utama Polri ke depan, apalagi Kapolri sudah meluncurkan program Presisinya,” terang mantan Kapolda Gorontalo itu.
Kapolda juga menerangkan dalam seminar tersebut, aparat akan netral dan tidak berpihak apalagi menjadi alat kekuasaan khususnya pada daerah terluar dan kelompok rentan.

“Polri ke depan akan lebih profesional dan proporsional. Proporsional dalam arti menciptakan keadilan restoratif bukan hanya keadilan formil, merubah wajah Polri menjadi Polri yang memenuhi harapan masyarakat,” jelas mantan Wakapolda Riau itu.

Kapolda juga berharap, semoga Polri mampu memberikan jaminan rasa aman di masyarakat dengan merespon dan hadir secara cepat pada setiap situasi yang menimbulkan keresahan masyarakat.

“Penegakan hukum dilaksanakan untuk memberikan rasa keadilan sehingga tidak ada lagi yang tumpul ke atas tajam ke bawah “tebang pilih” maupun ke berpihakan dalam proses penanganan tindak pidana,” tegas Jenderal Bintang Dua itu. (ng/bq/hy).

Share this post

Sign in to leave a comment